Konflik dan dendam para penghuni Hera Palace yang belum terselesaikan
Menyusul kesuksesan season pertama, SBS merilis drama Korea The Penthouse II : War in Life. Episode pertama ditayangkan pada hari Jumat, 19 Febuari 2021, pukul 22.00 KST atau 20.00 WIB. Episode terbaru ini juga bisa disaksikan lewat tayangan screaming VIU tanggal 20 Febuari 2021. Tayangan perdana meraih rating cukup tinggi, 16,7% dan 19,1% untuk bagian kedua. Rating tersebut jauh lebih tinggi dibanding musim pertama yang hanya meraih 6,7% dan 9,1%. Setelah melalui evaluasi internal, drama populer ini dimasukkan dalam kategori rating 19+ pada tayangan pertama.
Season kedua menyimpan banyak misteri dan kejahatan yang terjadi di Hera Palace yang harus segera diungkap. Juga akan ada plot twist yang mendebarkan saat misteri dari musim pertama terpecahkan, seperti identitas orang dengan tato Kupu-kupu. Apakah keadilan untuk Shim Soo Ryeon (Lee Ji Ah) akan terjadi setelah peristiwa yang dialaminya di musim pertama? Apakah karakter wanita itu akan dihidupkan kembali?
Harapan para penonton pupus saat melihat Lee Ji Ah tidak hadir dalam video sambutan tayangan perdana bersama para pemain utama lainnya. Berikut deretan nama pemain yang menghiasi The Penthouse season kedua :
- Eugene sebagai Oh Yoon Hee
- Kim So Yeon sebagai Cheon Seo Jin
- Uhm Ki Joon sebagai Joo Dan Tae
- Park Eun Seok sebagai Logan Lee
- Yoon Jong Hoon sebagai Ha Yoon Chul
- Bong Tae Kyu sebagai Lee Kyu Jin
- Yoon Joo Hee sebagai Go Sang A
- Shin Eun Kyung sebagai Kang Ma Ri
- Ha Do Gwon sebagai Ma Doo Hi
- Kim Hyun Soo sebagai Bae Ro Na
- Jin Ji Hee sebagai Yoo Yenny
- Lee Tae Bin sebagai Lee Min Hyuk
- Han Ji Hyun sebagai Joo Seok Kyung
- Kim Dae Young sebagai Joo Seok Hu
Produser menambah kejutan dengan menghadirkan cameo dari bintang papan atas. Menandai peran pertamanya, Bada eks S.E.S akan bergabung dengan rekan segrup nya, Eugene. Aktor Lee Si Eon juga siap membuat penonton terkesan dengan peran singkatnya namun memiliki dampak besar. Pasangan artis Jun Jin Shinwa dan Ryu Yi Seo akan tampil sebagai pasangan yang menghadiri pesta untuk pasangan yang sudah menikah. The Penthouse II merupakan akting perdana bagi Ryu Yi Seo. Suami dari Kim So Yeon, Lee Sang Woo juga turut menjadi cameo dalam drama yang dibintangi istrinya. Terakhir, aktris Ahn Yun Hong ikut bergabung sebagai karakter baru pada season kedua.
Bada S.E.S
Lee Si Eon
Jun Jin Shinwa dan Ryu Yi Seo
Lee Sang Woo
Ahn Yun Hong
Pada season sebelumnya, Oh Yoon Hee (Eugene) terjebak dalam keserakahan dan ambisinya sendiri. Saat menyadari bahwa dirinya yang telah membunuh Min Seol Ah (Jo Soo Min), dirinya berusaha untuk menutupi kejadian tersebut. Namun pada akhirnya Yoon Hee malah dijebak oleh Joo Dan Tae (Uhm Ki Joon) atas pembunuhan Soo Ryeon. Ending season pertama memperlihatkan Yoon Hee menusuk tenggorokannya sendiri hingga jatuh pingsan setelah dibantu oleh Logan Wolverine (eh, salah)....maksudnya Logan Lee (Park Eun Seok) melarikan diri. Joo Dan Tae dan Cheon Seo Jin (Kim So Yeon) percaya keadaan telah menjadi tenang usai menyingkirkan semua orang yang menghalangi jalan mereka dan menutupi kematian Seol Ah.
Setelah dua tahun membiarkan dua manusia super psikopat (Dan Tae dan Seo Jin) menikmati kemenangannya, Yoon Hee muncul kembali menjadi sosok yang lebih tangguh setelah mendekati ambang kematian. Dirinya ingin menuntut balas atas kematian Soo Ryeon dan penderitaan yang dialaminya setelah sekian lama. Namun apakah rencananya akan berjalan mulus karena kekuatan Dan Tae dan Seo Jin semakin kuat setelah keduanya bersama. Season kedua ini mampu membuat para penontonnya semakin emosi (termasuk ane). Kemampuan akting para pemain tidak perlu diragukan lagi. Penggemar sangat antusias untuk melihat apa yang akan diproduksi oleh kombinasi ajaib dari penulis, sutradara, dan para pemeran. Berikut trailer untuk drama Korea The Penthouse II.
Sekian sekilas info yang bisa ane bagikan untuk drama Korea populer The Penthouse II yang kembali menjadi viral di dunia maya. Semoga bermanfaat dan tertarik untuk menonton. Jangan sampai ketinggalan ya!
Selamat menonton!
Selamat geregetan!
Selamat penasaran!
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya! Jaga kesehatan dan stay safe!
See you....ulalah bye bye!
Senin, 22 Februari 2021
BRAHMS : THE BOY II
Durasi film : 1 jam 26 menit
Tanggal rilis : 19 Febuari 2020 (Indonesia)
Sutradara : William Brent Bell
Serial film : The Boy
Genre : Horror, thriller
Production : STX Entertainment
Produser : Jim Wedaa, Roy Lee, Gary Lucchesi, Tom Rosenberg, Matt Berenson, Eric Reid, Richard S. Wright (busyet dah, banyak amat! Serasa nulis turut mengundang di undangan Pernikahan.
Teror boneka laki-laki Brahms kembali beraksi. Dalam trailernya dimulai dengan narasi dari suara anak kecil yang menakutkan tentang Brahms. "Hati-hati dengan kisahnya, Brahms tidak pernah menjadi boneka biasa. Untuk dapat kembali hidup dia membutuhkan teman. Peraturan mematikannya tidak pernah berakhir," demikian narasi tersebut. Brahms : The Boy II merupakan sekuel dari film horor The Boy yang dirilis pada 2016. Film ini masih disutradarai William Brent dengan naskah ditulis oleh Stacey Menear. Film ini menceritakan tentang keluarga muda yang baru pindah rumah ke kawasan perkebunan tanpa menyadari sejarah mengerikan yang terjadi di Heelshire Mansion. Brahms yang pendendam itu secara mental memanipulasi keluarga tersebut dan memiliki kekuatan yang luar biasa dibalik penampilannya yang sederhana. Keluarga Jude perlahan mengalami kehidupan mengerikan, terutama ketika melanggar peraturan Brahms.
Cerita diawali dengan kepulangan Liza (Katie Holmes) ke rumah. Alih-alih disambut oleh keceriaan sang anak, Jude (Christopher Convery), keadaan malah sangat sepi bin hening layaknya pasar malam yang sudah bubaran (plak). Awalnya bingung tapi kemudian sadar bahwa dirinya sedang dikerjai. Ternyata sang suami, Sean (Owain Yeoman) tidak dapat pulang malam itu dikarenakan harus lembur (biasa).
Singkat cerita, Liza hanya tinggal berdua dengan Jude. Saat terlelap, tiba-tiba dirinya terbangun karena sesuatu. Bergegas ke bawah untuk memeriksa. Nampak sesosok bayangan laki-laki bertubuh besar, namun saat Liza berbalik, bayangan itu pun berlalu pergi. Semula mengira sang anak kembali mengerjainya, maka tanpa curiga memanggil namanya. Tebakannya tepat, ada Jude yang sedang bersembunyi di bawah meja dapur namun ada yang aneh, bocah itu terlihat ketakutan, ada apa? Berniat menyalakan lampu, Jude melarang namun terlambat. Muncul dua pria bertopeng (bukan pahlawan bertopeng) dan langsung menyerang. Liza melawan sekuat tenaga, merasa kewalahan salah satu diantara pria bertopeng menggetok (woi)....memukul kepalanya dengan keras. Pakai apa? (pakai benda keras lah, bukan acar timun...nanya mulu). Akhirnya Liza jatuh tak sadarkan diri walau Jude sudah memanggil-manggil dirinya.
Cerita skip beberapa bulan kemudian, insiden perampokan yang terjadi meninggalkan trauma mendalam bagi Jude. Bocah itu tidak mau bicara, hanya berkomunasi dengan cara menulis. Jadi Jude selalu ditemani oleh buku dan alat tulis dalam keseharian. Lha, lalu gimana caranya kalau mau manggil abang siomay? Emang bisa hanya modal catatan doang? (abaikan). Sang Psikiater yang merawat jude, Dr. Lawrence (Anjali Jay), mengatakan bahwa normal bagi anak-anak yang berubah menjadi pendiam karena trauma masa lalu. Yang bisa dilakukan oleh Liza dan Sean adalah terus memberikan perhatian dan tidak terlalu memaksa Jude untuk mau bicara normal. Menyarankan agar bocah itu dibawa pulang ke rumah karena itu yang diinginkannya.
Tiba waktunya untuk tidur malam, Jude meminta agar dia bisa tidur bersama orang tuanya. Permintaan pun dikabulkan. Saat semua sudah terlelap, Liza melihat sosok pria bertopeng berada tepat di hadapan dan kemudian mencekiknya. Sontak panik dan berontak melepaskan diri. Sosok Sean dan pria bertopeng saling tumpang tindih, ternyata Liza hanya bermimpi, Sean berusaha membangunkannya. Rasa bersalah menggerogoti saat melihat Jude duduk ketakutan sambil memeluk bonekanya, Mr. Brown. Bocah itu kembali teringat pada traumanya. Tidak hanya Jude yang memiliki trauma, tapi Liza juga dan wanita itu sudah tidak sanggup menanggungnya lagi. Merasa sebagai kepala rumah tangga, Sean berpikir bahwa dirinya harus bertindak untuk melindungi keluarga, ingin kehidupan mereka bertiga kembali harmonis. Berinisiatif untuk mengajak pergi liburan ke tempat sepi agar istri dan anaknya bisa menenangkan diri. Mendengarnya membuat Liza tidak berpikir dua kali untuk menyetujui.
Setting berpindah, menampakkan keluarga kecil itu sedang berkendara menuju sebuah tempat. Seorang wanita sudah menanti di rumah baru, Pamela (Natalie Moon) mengatakan bahwa rumah saat ini adalah sebuah rumah singgah, sedangkan rumah utamanya berada dibagian lain. Setelah melihat berkeliling, mereka bertiga memutuskan setuju untuk tinggal. Agenda kegiatan pertama di hari itu adalah jalan-jalan di sekitar hutan (gak ada pilihan lain apa?).
Berjalan kesana kemari tanpa tujuan, membawa mereka menemukan rumah utama yang dimaksud. Liza dan Sean memutuskan melihat-lihat sejenak. namun berbeda dengan Jude, sesuatu yang lain menarik perhatiannya. Sebuah suara seolah memanggilnya, memisahkan dirinya dari kedua orang tua. Jude mengikuti dan akhirnya sampai di sebuah tempat. Nampak sebuah tangan mencuat keluar dari dalam tanah, sesuatu terkubur di bawahnya. Suara dalam pikiran menyuruhnya untuk mengeluarkan benda tersebut. Saat itulah muncul sosok boneka Brahms yang sudah tidak asing lagi di dunia nyata dan alam ghoib (-_-). Nampak kotor namun Jude tidak merasa jijik, malah tersenyum seolah suara dalam kepalanya berkata tentang hal yang menyenangkan. Liza dan Sean yang baru menyadari ketiadaan Jude segera mencari (telat). Menemukan sang anak dalam keadaan sudah memeluk boneka. Liza bertanya apakah Jude ingin menyimpannya dan bocah itu mengangguk. Kemudian Brahms pun dibawa pulang bersama. Ehe?! Beda banget ama emak gue! Kalau nemu barang asing harus diserahkan ke pak pulisi terdekat. Lha emaknya Jude happy ending wae, gak lihat apa wajah bonekanya aneh gimana gitu? (godek-godek).
Sesampainya di rumah, Brahms langsung disuruh cuci baju, memasak, mengepel, benerin genteng...kok malah jadi cerita upik abu ya? (plak) Sesampainya di rumah, Liza langsung membersihkan Brahms dari kotoran yang membandel. Menemukan secarik kertas dalam kantong pakaian dimana berisi tulisan yang isinya tentang 'peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar'. Merasa bingung namun memilih mengacuhkan saja. Penampilan Brahms nampak berbeda setelah kinclong bin bersih, Jude pun tampak senang. Sudah waktunya bagi mereka untuk pergi tidur dan memilih meninggalkan Brahms sendirian di ruang tengah. Saat hendak mematikan lampu, Liza tanpa sengaja melihat kearah cermin dan menemukan Boneka Brahms sedang menatapnya. Hei, bukankah boneka itu tadinya menatap lurus ke depan? Apa boneka itu bergerak sendiri? Untuk memastikannya, segera berpaling, namun Bahms berada pada posisinya semula. Apa matanya salah melihat karena efek lelah? Tapi apa benar demikian? Dengan digelayuti rasa bingung, Liza beranjak pergi meninggalkan.
Keesokan harinya Liza terbangun karena mendengar suara. Beranjak dari kasur dan pergi keluar, mendapati Jude sedang bermain piano ditemani Brahms. Dirinya menawari sarapan dan mendapat anggukan setuju. Setelah sarapan mereka berkumpul di ruang tengah. Sean berencana pergi bekerja hari itu sehingga Liza dan Jude harus berduaan lagi. Sean bertanya apakah Juke sudah memberikan nama dan bocah itu menuliskan kata Brahms pada catatan kecilnya. Sean bertanya lagi apa Jude yang memberinya nama, namun dijawab bahwa Brahms sendiri yang mengatakannya. Sean menanggapinya dengan biasa, merasa bahwa itu hanya khayalan anak-anak yang wajar.
Jude meminta Liza untuk membawanya jalan-jalan ke hutan, dia ingin mengunjungi kembali tempat pertama kali menemukan boneka. Liza kaget karena disitu terkubur juga sekoper penuh pakaian boneka. Belum hilang rasa heran, tiba-tiba dikejutkan dengan kemunculan seekor anjing beserta pemiliknya. Nama anjing itu adalah Oz, sedang si pria bernama Joseph (Ralph Ineson), seorang tukang kebun sekaligus penjaga di Hellshire Mansion. Melihat ekspresi Joseph kala memandang Brahms, Liza berniat mengembalikan, namun ditolak. Joseph mengatakan bahwa Jude boleh menyimpannya. Ada sesuatu yang berusaha disembunyikan Joseph kala memandang sosok Brahms dari kejauhan.
Kecurigaan Liza pada Brahms mulai muncul. Usai makan maļam, dirinya bicara pada Sean tentang keinginan untuk mengambil Brahms dari Jude. Namun pria itu keberatan, berpikir bahwa Liza hanya memanfaatkan keadaan Jude untuk mengelak dari pembahasan tentang keadaannya sendiri dan itu tidak sehat bagi mereka berdua. Liza tersinggung dan memilih beranjak pergi setelah bertengkar kecil (merajuk). Saat hendak masuk ke kamar, mendengar suara Jude seperti sedang berbincang. Segera menerobos masuk tapi tidak menemukan orang lain disana. Jude mengatakan bahwa dia dan Brahms sedang berdiskusi tentang Oz. Anjing itu menakutkan dan mereka berdua tidak menyukainya. Liza senang melihat perkembangan sang anak, begitu pun Sean. Bocah itu sudah mau bicara walau hanya dengan bonekanya. Liza pun mengurungkan niat untuk membuang Brahms. Malam harinya Liza kembali bermimpi buruk. Kali ini Brahms masuk ke dalam mimpi dan di bagian akhir mendapati Jude yang mengenakan topeng dan berteiak 'Dia adalah milikku'. Segera terbangun dan berlari ke kamar sebelah, nampak Jude tertidur pulas dan Brahms lagi duduk cantik di kursi.
Pagi menjemput, rasa bahagia Liza lenyap saat melihat Brahms ikut duduk di meja makan. Rasa tidak nyaman kembali bergejolak, ada apa ini? Jude menunjukkan beberapa peraturan yang ditetapkan oleh Brahms, kini boneka itu mulai menunjukkan kuasanya. Saat membersihkan kamar, Liza mendapati Mr. Brown dalam keadaan mengenaskan (termutilasi) & disembunyikan dibawah bantal. Ketika ditanya, Jude mengatakan bahwa Brahms yang melakukannya. Liza pun marah dan menyuruhnya untuk masuk ke kamar tanpa boleh membawa boneka. Saat Liza hanya berduaan saja dengan Brahms, TV di ruang tengah tiba-tiba menyala. Berniat untuk mematikan namun remotenya sudah berpindah ke sisi Brahms. Merasa bahwa Jude sedang mengerjainya, segera memarahi bocah tersebut, namun Jude mengatakan bahwa dia tidak keluar kamar seharian.
Dengan membawa rasa bingung, Liza pun kembali menemui Brahms. Bertingkah konyol dengan berusaha mengagetkan boneka itu. Tentu saja tidak bergeming, boneka tidak bisa bergerak sendiri bukan? Namun saat Liza berpaling pergi, bola mata Brahms bergerak mengikuti (ngacir duluan gue). Tidak hanya sampai disitu, Brahms semakin berulah, Liza menemukannya tidak lagi berada di kursi. Lalu kemana....pergi buang air besar....gak mungkinlah! Bergegas menuju kamar Jude, namun terkunci. Sampai kapan bocah itu akan mengerjainya? Lagi asyik menggedor dan memanggil, Brahms muncul dari belakang, heran dengan tingkah sang ibu. Liza juga tidak kalah heran, kenapa anaknya malah berada diluar lalu siapa yang mengunci diri? Mencoba membuka kembali dan berhasil, terkejut dengan penampakan Brahms sedang duduk tenang di kursi (eng ing eng).
Hari berganti, Sean dan Jude nampak bermain di halaman, sedang Liza hanya melihat dari dalam rumah. Netranya lebih terfokus pada sosok Brahms yang duduk sendirian di bangku. Terbersit dalam kepala untuk mencari tahu di internet tentang boneka antik dan segera melakukan. Dijelaskan bahwa setiap boneka antik memiliki nomor seri pada telapak tangan atau kaki. Tidak membuang waktu, saat malam tiba dirinya mengendap-endap masuk ke kamar Jude. Benar adanya, terdapat nomor pada telapak kaki. Saat hendak menatap wajah Brahms, tiba-tiba mulut boneka itu membuka dan banyak serangga keluar menyerang tepat kearah Liza. Teriakan histeris sontak keluar, membangunkan Sean dan Jude. Dengan gusar Sean bertanya kenapa Liza berada di kamar jude dan wanita itu hanya diam saja (tertangkap basah...basah...basah).
Keesokan harinya Liza merasa kecewa karena kode seri Brahms tidak ditemukan di internet. Memutuskan untuk mengambil pakaian kotor di kamar Jude dan mendapati buku catatan bocah itu diatas tempat tidur. Berniat untuk melihat sejenak. Betapa aneh dan mengerikan dengan apa yang ada di dalamnya. Ada gambar Oz yang telah mati dan bersimbah darah. Tertulis bahwa Jude dan Brahms akan selalu bersama 'selamanya', siapa pun yang mencoba memisahkan mereka akan menyesal. Bahkan ada gambar Jude yang membunuh kedua orang tuanya. Apa benar ini adalah perbuatan seorang bocah? Sejak kapan anaknya memiliki pikiran jahat seperti ini? Karena terlalu asyik, Liza tidak menyadari keberadaan Jude yang memergokinya dari belakang. Ekspresi marah terĺihat jelas, bocah itu tidak senang saat privasinya diganggu. Jude juga nampak berpakaian sama seperti Brahms, mengenakan setelan jas dan dasi. Tidak ingin berada dalam situasi canggung lebih lama, Liza beralasan bahwa sudah waktunya makan malam dan berlalu pergi.
Jude kembali berulah dengan meminta piring untuk Brahms, bahkan berniat mengambilkan nasi dan lauk juga. Liza berkeras menolak, bukan Brahms yang mengatur segalanya di rumah itu. Jude ngambek dan mengancam tidak akan makan tanpa Brahms. Sampai acara makan malam selesai, keadaan tidak berubah. Liza yang semakin jengkel mengambil paksa piring Brahms. Tak lama berselang, kekacaùan terjadi. Terdengar suara gaduh dari ruang makan, Liza berlari dan menemukan keadaan dapur porak poranda seperti habis dihantam badai. Meja dan kursi terbalik dan barang-barang berhamburan. Ulah siapa ini? Jude menulis bahwa Liza telah membuat Brahms marah lalu membawa boneka itu ke kamar. Sean datang setelahnya, kedua suami istri itu bertengkar, Sean marah karena merasa istrinya yang sudah membuat kekacauan dan mengkambing ungukan (ups), maksudnya sudah mengkambing hitamkan Jude dan Brahms.
Hari berganti pagi, Liza bertekad untuk membuang Brahms, boneka itu benar-benar menakutkan. Ketika masuk ke kamar, Jude maupun bonekanya tidak ada disana. Sean dan Liza panik, sepakat untuk mencari bersama. Keduanya berpencar agar bisa lebih cepat menemukan. Naluri keibuan membawa Liza menuju rumah utama dan benar bahwa pintu depan dalam keadaan terbuka. Sebenarnya takut untuk masuk tapi Jude membutuhkannya sedang Sean tidak kunjung datang. Saat berada di dalam rumah, itulah kali pertama dia melihat potret besar keluarga Hellshire. Seketika mendengar suara dan melihat ada sebuah pintu rahasia kecil, segera melesat masuk tanpa berpikir dua kali. Pintu langsung menutup saat dirinya berada di dalam. Liza berusaha melawan rasa takut dengan terus memanggil nama Jude. Sebuah suara menuntunnya sampai kepada pintu yang lain.
Nampak sebuah ruangan yang lebih mirip sebuah kamar. Brahms sedang duduk cantik di atas tempat tidur, lalu dimana Jude? Tiba-tiba muncul sebuah tangan dari balik pintu lain, Liza terkejut mendapati anaknya mengenakan topeng porselen putih, apa lagi ini? Jika sudah menonton Brahms seri pertama, pasti sudah mengenal siapa pemilik topeng sebelumnya. Jude berdiri di hadapan, membuka mulut dan meminta maaf. Ketakutan Liza berubah menjadi kebahagiaan tatkala mendengar suara sang anak, yup....bocah itu sudah mau bicara kembali. Sepertinya Jude dan Brahms sudah menemukan cara lain untuk menyenangkan hati sang ibu (gampang amat dibujuk). Sean dan Jonathan memaksa masuk dari pintu yang lain. Sean sama bahagianya setelah mendengar suara Jude.
Liza bertanya pada Jonathan sebenarnya apa yang terjadi pada keluarga Hellshire? Akhirnya pria tua itu menceritakan kisah kelam di rumah itu. Pasangan suami istri Hellshire punya seorang anak laki-laki yang menjadi gila dan membunuh seorang gadis kecil. Anak itu kemudian terbakar dalam api dan memakai topeng untuk menyembunyikan lukanya. Tinggal dibalik tembok rumah selama 30 tahun dan tak pernah keluar. Kemudian suami istri Hellshire bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri di danau. Keadaan putranya menjadi berantakan setelah orang tuanya tiada. Dia membunuh seseorang dan hampir membunuh 2 orang lainnya sebelum akhirnya bunuh diri. Kini mereka semua sudah mati dan dikuburkan.
Liza bertanya siapakah nama putranya? Jonathan menjawab 'Brahms', kemudian meminta maaf bahwa dia tidak bermaksud merahasiakan, tidak mengira bahwa nama itu akan muncul lagi. Liza berterima kasih karena Joseph sudah mau bercerita. Sean menanyakan apakah pria itu sudah berhasil menemukan anjingnya yang hilang? Pria itu menjawab bahwa anjing kesayangannya sudah mati termulasi di hutan. Kini Sean mempercayai ucapan Liza tentang gambar Oz dalam buku catatan Jude, itu benar adanya.
Hari berganti lagi, Jude bicara dengan Dr. Lawrence untuk pertama kalinya setelah pulang ke rumah. Usai temu bicara, dokter tersebut mendiskusikan tentang keadaan Jude yang sedikit mengkhatirkan. Dia ingin datang dan bertatap muka langsung. Liza dan Sean akan mencari hari yang tepat dikarenakan pada hari itu keluarga Liam akan datang berkunjung. Disinilah konflik klimaks akan dimulai. Kunjungan keluarga yang seharusnya bahagia malah berakhir tragis.
Tamu yang dinanti telah tiba, pasangan suami istri Liam membawa serta kedua anak mereka, yaitu Will (Keoni Rebeiro) & Sophie (Daphne Hoskins). Sambutan dari Jude nampak terkesan aneh karena penampilan bocah itu sama seperti boneka antiknya. Ok, baiklah...., Liam (Oliver Rice) mencoba tidak peduli dan berusaha tetap ramah. Emily (Joely Collins) menyarankan anak-anak agar bermain di luar sedang orang dewasa akan mengobrol di dalam rumah. Awalnya Liza keberatan namun Emily berusaha meyakinkannya dan akhirnya berhasil. Diluar dugaan, ternyata Will adalah anak yang nakal, dia selalu berusaha menggoda Jude dengan mengatakan bahwa bocah itu gila sampai ingin mencelakai Brahms. Sophie pun tak luput dari sasaran, Will menjahili dengan mengambil paksa topi gadis kecil itu. Jude geram dan mencoba menolong, terjadilah acara 'mari menarik topi' antara keduanya.
Walau Emily menceritakan hal menarik tapi Liza lebih fokus pada anaknya, dia melihat apa yang terjadi dari balik jendela. Lagi asyik tarik menarik, Jude tiba-tiba menoleh pada Brahms seolah dirinya sedang dipanggil. Ada sebuah pasak kayu dengan ujung yang runcing, berada dekat dengan Will. Kepala Brahms bergerak dengan sendirinya, seolah diperintah, Jude melepaskan pegangannya yang membuat Will hilang keseimbangan dan jatuh menimpa pasak tersebut. Liza tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tapi itulah kenyataannya, Jude bisa berbuat setega itu pada orang lain.
Kepanikan terjadi, Will segera dilarikan ke rumah sakit, beruntung pasak tidak mengenai bagian fital tapi tetap bocah itu memerlukan pertolongan dokter. Sean ikut mengantarkan keluarga Liam ke rumah sakit karena merasa bertanggung jawab. Malam menjemput, Sean belum pulang ke rumah sehingga Liza dan Jude hanya berduaan. Tidak seperti hari lainnya, Jude nampak ketakutan dan memilih untuk tidak membawa masuk bonekanya, Brahms ditinggalkan sendirian di luar. Liza datang untuk menyelimuti anaknya yang akan tidur di ruang tengah. Jude mulai membuka rahasia malam itu, dirinya harus menuruti semua perintah Brahms, dia tidak lagi bisa mengontrolnya. Jika tidak mau melakukan, maka Brahms akan menyakiti kedua orang tuanya. Liza berjanji bahwa hal itu tidak akan terjadi, mereka bertiga akan baik-baik saja.
Liza mencoba menghubungi Dr. Lawrence namun wanita itu sedang offline. Tidak putus asa, dia mencoba kembali mencari tahu tentang kode seri Brahms dengan cara mengetiknya terbalik. Usahanya berhasil dan fakta mengerikan tentang Brahms muncul. Boneka itu sudah banyak berpindah tangan dari pemilik sebelumnya dan keluarga yang memilikinya selalu berakhir tragis. Pengakuan dari setiap anak yang bersama Brahms adalah mereka selalu mendengar 'suara-suara'. Mereka dipaksa untuk membunuh orang tua, saudara, dan siapa saja yang berusaha untuk menyingkirkan Brahms. Anak-anak itu harus selalu bersama dengan Brahms 'selamanya'. Di lain tempat, Sean yang sudah selesai dengan urusannya berniat untuk mengistirahatkan diri sejenak dari kejadian heboh yang terjadi. Tanpa sengaja bertemu orang asing yang menceritakan masa lalu kelam di kediaman Hellshire. Termasuk masa lalu Jonathan, si penjaga rumah. Mendengar kebenaran yang tak terduga, Sean langsung tancap gas pulang ke rumah untuk menyelamatkan istri dan anaknya.
Liza panik karena Jude tidak berada di rumah, Brahms juga ikut menghilang. Apa boneka itu yang sudah membawanya? Jonathan muncul kemudian dan menodongkan senjata, memaksa Liza untuk ikut bersamanya. Walau dijadikan sandera, Liza berusaha untuk tetap kuat. Jonathan berkata bahwa keadaan tidak akan menjadi seperti ini jika Liza tidak melewati 'batasan'. Jika mereka mengikuti 'peraturannya', maka keadaan akan baik-baik saja. Brahms mengetahui semuanya bahkan sebelum mereka datang. Brahms mengetahui bahwa Jude akan datang dan menyuruh Jonathan untuk menguburnya agar bisa ditemukan. Brahms mengetahui orang-orang yang sangat membutuhkannya, termasuk Jonathan. Pria itu berkata bahwa dia yang menemukan Brahms setelah kematian keluarga Hellshire dan boneka itu memintanya untuk memperbaiki wajahnya yang hancur. Tampak jelas sekali bahwa pria tua gila itu sangat mengagungkan sosok boneka Brahms.
Liza bertanya dimana Jude berada? Diketahui bocah malang itu kini sedang berada di rumah utama. Tidak membuang waktu, Liza segera bertindak. Menyiramkan minuman ke wajah Jonathan dan memukul kepalanya dengan senjata laras panjang hingga membuatnya tidak sadarkan diri alias pingsan. Liza pun berlari keluar untuk menyelesaikan urusannya. Sesampainya di rumah utama, terdengar suara dari basement yang memanggilnya untuk turun ke bawah. Jude sudah menanti di depan perapian yang menyala sambil menggendong Brahms.
Liza berusaha membujuk dan berhasil mengambil Brahms. Namun setelahnya Jude malah menodongkan senjata padanya (lah dapat darimana). Tidak nampak rasa takut pada diri Jude, seolah bocah itu sudah terhipnotis. Tanpa disadari keduanya, Sean mengendap-endap masuk dan bersiap untuk melakukan sesuatu pada Brahms yang sengaja diletakkan Liza di atas kursi. Dengan sekuat tenaga menghantam kepala Brahms sampai hancur dan terpelanting jatuh. Akibat kejadian itu, Brownies tetangga sebelah menjadi bantat (apa hubungannya?). Ups, maaf salah! Akibat kejadian itu, Jude pun tersadar lalu melepas dan membuang topengnya.
Jonathan menyeruak masuk dan berteriak histeris seperti ibu-ibu habis kehilangan daster (plak). Maksudnya Jonathan berteriak histeris saat melihat Dewa kecilnya dalam keadaan mengenaskan. Dengan ketakutan dia berkata bahwa Brahms akan marah karena tidak menjaganya dengan baik, boneka itu akan menghukumnya. Liza berusaha menenangkan dan berkata bahwa semua sudah berakhir, tidak ada yang perlu dicemaskan. Tapi itu adalah kesalahan besar, boneka Brahms bangkit dan membuat semua orang tercengang. Ternyata Brahms bukanlah boneka biasa, boneka itu hidup...'HIDUP' (catat).
Wajah asli Brahms kini terpampang jelas, sangat mengerikan. Darah segar terus mengalir keluar dari wajahnya. Brahms menatap lurus pada Jonathan yang terpojok, seluruh ruangan bergetar, sebuah kekuatan tak kasat mata memporak porandakan tempat itu. Perapian kemudian meledak dan menyemburkan asap. Jonathan terhempas kuat ke belakang dan menghantam dinding lalu mati seketika. Sean dan Liza yang juga ikut terhempas masih dalam keadaan setengah sadar.
Brahms kini ganti menatap Jude, bocah itu terdiam seraya bergerak mendekat. Brahms bersuara dalam kepala Jude dan bocah itu menoleh ke arah perapian. Yup, boneka jahat itu sedang merencanakan sesuatu. Liza dan Sean telah sadar sepenuhnya, melihat Jude berada di depan perapian kembali (senang banget main api). Keduanya membujuk agar bocah itu menjauh serta menyerahkan Brahms. Diluar dugaan, Jude melempar Brahms ke perapian, semua mata menyaksikan bagaimana api melahap habis tubuh kecil itu.
Cerita skip beberapa waktu kemudian, setting berpindah di kediaman lama Sean dan Liza. Ibu muda itu senang saat kepulangannya disambut oleh suami dan anak tercintah (asek). Bahkan Sean sudah menyiapkan makan malam. Mereka bertiga nampak bahagia seolah kisah tentang Brahms tidak pernah terjadi. Jude sudah kembali pada kebiasaan normalnya, yaitu sudah mau bicara dan tidur sendiri di kamar. Namun ada yang disembunyikannya, saat malam, bocah itu hanya pura-pura tidur. Saat malam dirinya mengendap-endap mengambil topeng yang disembunyikan dalam lemari dan mengenakannya. Ya, Jude berubah menjadi pribadi yang lain saat malam tiba. Sambil menatap pantulan dirinya di cermin, dia berkata
"Selamat malam, Brahms! Semua akan baik-baik saja jika mereka mengikuti peraturannya!"
Cerita pun berakhir sampai disini, kembali ending dibuat menggantung. Apa akan ada Brahms untuk seri 'ketiga'? Entahlah, waktu yang akan menjawabnya.
Pada film Brahms II sosok boneka Brahms sedikit terkuak. Konflik lain muncul pada saat Jude bertingkah seperti bocah psikopat. Benar yang dikatakan Jonathan, bahwa Brahms akan selalu hidup dalam pikiran orang yang membutuhkannya. Film ini masih tetap asyik untuk ditonton karena ceritanya masih terhubung dengan seri film sebelumnya. Kalaupun benar film ini akan dibuat seri ketiga, bisa saja menjadi lebih menarik atau sebaliknya. Karena semakin sukses film tersebut, maka akan semakin sulit untuk melanjutkan keseruan dan kesuksesan yang sama di film berikutnya.
Demikianlah tulisan tentang film Brahms II, semoga dapat menambah referensi film kalian dan tertarik untuk menonton.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya! Bye-bye and see you!!
Selasa, 09 Februari 2021
MISS
Buah tangan Ashihara Hinako, terbitan Gramedia tahun 2006, seri buku kedua.
"Mungkin butuh toleransi untuk menjadi 'seorang dewasa'. Memaafkan orang lain dan diri sendiri, mungkin itu cara terbaik. Aku tidak ingin menjadi orang dewasa yang baik dan kuat semata. Kuat dan baik, lemah dan kasar....aku memilih untuk jadi orang dewasa yang lebih manusiawi, yang harus jatuh bangun mengecap kegagalan."
Tidak ada salahnya menjadi orang gagal pada awalnya. Bangkit dan berusaha lalu menjadi lebih baik lagi. Itu lebih berguna daripada hanya diam. Cerita dalam komik ini tentang seorang gadis yang hamil diluar nikah dan sang kekasih adalah korban dari kekerasan orang tua. Pemuda tersebut enggan bertanggung jawab karena memiliki temperamen buruk akibat trauma masa kecil. Disinilah perjuangan sang gadis untuk mendapatkan pengakuan dari sang kekasih dan orang-orang di sekelilingnya. Mempertahankan sang bayi walau orang tua si pemuda menolak tegas. Awalnya terasa menyakitkan, namun cerita ini berakhir happy ending, kegigihan sang gadis tidak sia-sia.
Banyak konflik lain yang juga muncul dalam cerita, bukan hanya tentang masalah yang dihadapi oleh pemeran utama. Inti dari cerita ini adalah tentang permasalahan dalam keluarga dan bagaimana akhirnya anak-anak tersebut bahagia dengan caranya masing-masing. Walau hanya diterbitkan dalam dua seri, tapi cukup banyak pembelajaran yang bisa didapat. Komik ini lumayan menarik karenanya ane membuat cuitannya. Jadi, cukup sekian dan sampai jumpa di cuitan selanjutnya ya!
See you!!
SAND's CHRONICLE
Komik karya Ashihara Hinako, terbitan Elex Media Komputindo, tahun 2006. Seri buku ke sembilan.
"Berusaha keras, jangan menyerah! Tapi jangan memaksakan diri! Sesudah istirahat sebentar, semangat lagi ya! Tenang saja karena kamu pasti tidak sendirian!"
Sangat menyenangkan apabila ada orang yang berkata seperti itu. Dukungan sekecil apa pun sangat berarti bukan? Walaupun hanya sebuah ucapan.
"Hanya dengan bersamamu, seluruh dunia berubah dari lawan menjadi kawan. Oh, Tuhan, Sang Buddha, Santa Claus, bila memang ada....kumohon berikan aku masa depan bersamanya."
Rasa cinta yang begitu besar!! Apabila ada seseorang yang mencintai kita dengan tulus, apakah itu sudah cukup atau tidak? Manusia tidak pernah merasa puas bukan?
Memang sulit untuk memahami sebuah tulisan dan maksud si pengarang, tapi ane merasa dua kutipan di atas cukup bagus.
1. Semangat untuk terus berusaha tapi jangan sampai merugikan diri sendiri, dan
2. Perasaan sayang yang begitu besar sampai mampu meluluhkan ego (seluruh lawan menjadi kawan).
Cuitan yang sangat tidak penting sama sekali (wkwkwk) tapi rasanya sayang kalau dibiarkan, makanya jempol ane bekerja keras menekan tombol keypad sampai 'the end'.