Selasa, 12 Juli 2016

The Other Side Of The Door (2016)


THE OTHER SIDE OF THE DOOR ~ Jangan Pernah Mencoba Mempermainkan Kematian




Sebuah film bertema Horor Supernatural yang disutradarai dan ditulis oleh seorang Johannes Roberts, dibawah naungan Produser Alexandre Aja, Rory Aitken, dan Ben Pugh. Menceritakan nuansa mistik di suatu daerah yang menjadi latar belakang cerita. Film yang rilis pada tanggal 14 Maret 2016 ini berdurasi 1 Jam 36 Menit. Bagi penggila horor, film ini patut dicoba.

Cerita bermula dari sepasang kekasih yang memilih untuk menetap dan berniat membangun keluarga kecil mereka di suatu negara bernama India daripada di negara sendiri. Semula keluarga kecil mereka sangat harmonis, diisi oleh canda tawa dua bocah manis bernama Lucy (Si Bungsu yang diperankan Sofia Rosinsky) dan Oliver (Logan Creran). Sampai akhirnya sebuah kejadian tragis mendatangkan kehancuran bagi kebahagiaan kecil itu. Sebuah kecelakaan mobil menewaskan Oliver. Maria (Sarah Wayne Callies) terjebak di dalam mobil bersama dua malaikat kecilnya saat mobil yang dikendarai mereka terjatuh ke dalam sungai. Maria dihadapkan dengan dua pilihan, antara Lucy dan Oliver, karena tidak bisa menyelamatkan keduanya. Akhirnya dia memilih untuk menyelamatkan Lucy dan rasa bersalah selalu menghantui sejak saat itu. Menyebabkannya hancur dan depresi, merasa berdosa karena sudah membunuh anak sendiri, berlaku tidak adil pada Oliver. Kesedihan yang mendalam menyebabkannya nekat melakukan bunuh diri.

Namun nyawa Maria terselamatkan. Michael (Jeremy Sisto) pulang ke rumah dan mendapati istrinya sekarat dan segera membawa ke rumah sakit. Seorang pengurus rumah tangga atau pembantu yang tinggal bersama menjadi merasa kasihan dengan Sang Majikan. Akhirnya Piki (Suchitra Pillai) berniat untuk memberitahukan sebuah rahasia. Rahasia tabu yang yang tidak boleh diceritakan oleh sembarang orang, tapi melihat kondisi nyonyanya, dia tidak bisa diam saja. 

Dia bertanya, apakah Maria ingin bertemu dengan anaknya untuk yang terakhir kali? Ingin diberi satu kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada Oliver? Tentu saja Maria sangat ingin. Piki menjelaskan bahwa di Desanya ada sebuah Kuil yang ditinggalkan, terabaikan. Di mana garis antara hidup dan mati sangat tipis di sana. Maria bisa bertemu dengan Oliver kembali setelah melakukan beberapa ritual dan persyaratan lain yang harus dikerjakan. Namun ada satu larangan...yaitu jangan pernah membuka pintu. Walaupun Oliver mendesak, jangan pernah sekali pun menuruti. Saat malam tiba, Maria harus menutup pintu dan tinggal di dalam kuil, berbicara pada Oliver dengan perantara pintu. Maria pun berjanji akan menurut, namun setelah berbicara, saat anaknya ingin pergi, dia tidak bisa melepas...dan janji itu pun diingkari. Maria membuka pintunya, melanggar aturan.






 
Maria kembali ke rumah pada hari berikutnya. Mencoba untuk menata hidup kembali, menjadi lebih baik. Memfokuskan perhatian pada Michael dan Lucy, tidak ingin larut dalam kesedihan. Namun dia tidak memberitahukan Piki bahwa telah melanggar aturan, memilih bungkam, merasa bahwa keadaan baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi benarkah demikian? Tidak! Sesuatu mulai terjadi...sesuatu mendekat...sesuatu hadir diantara mereka...Oliver telah kembali...Oliver yang lain.

Awalnya dia menganggap ocehan Lucy tentang Oliver yang berada di dalam rumah hanya angin lalu. Mengganggap bahwa anak itu merindukan kakaknya. Namun saat mendapati piano yang bermain sendiri, akhirnya dia mengakui. Dia mengakui keberadaan anak sulungnya. Lucy mengatakan bahwa Oliver sedang bersembunyi dari seseorang, sehingga rahasia ini hanya mereka berdua saja yang tahu. Maria menyanggupi.



   
Awalnya menyenangkan bagi Maria seakan dia melanjutkan kembali kehidupannya dengan Oliver walau tidak melihat wujud. Kebiasaan yang sering dilakukan dulu kini terulang. Duduk membacakan buku cerita Jungle Book kesukaan Oliver, menghabiskan waktu di kamar, bahkan Lucy pun senang karena bisa bermain dengan kakaknya kembali. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, Oliver jahat sudah mulai beraksi. Berawal saat Lucy sedang menonton film bersama dengan anjing kesayangannya. Oliver mendekat dan menampakkan diri yang sudah mulai membusuk, tentu saja Lucy tidak tahu, namun hal itu diketahui oleh jenis kehidupan yang lain. Seekor anjing hanya diam tanpa menggonggong, seakan merasa ketakutan. Tidak sampai di situ, Oliver bahkan menyakiti Lucy, meninggalkan luka pada tubuh kecilnya.


Kejadian aneh dan mistik pun mulai bermunculan satu persatu. Maria melihat penampakan Aghori (dukun) di halaman rumah, bayangan menyeramkan yang selalu menghantui dan mengikutinya, bahkan kemunculan mumi perempuan di dalam kuil yang mengejarnya. Piki akhirnya menyadari sendiri bahwa Maria telah melanggar aturan, melihat tanda pada tanaman dan hewan-hewan di sekitar rumah yang layu dan mulai sekarat. Dia pun bersikeras pada nyonya rumah untuk bertindak. Piki marah, menyadarkan Maria bahwa jiwa Oliver sudah membusuk, tidak dapat bereinkarnasi lagi dan menjadi jahat. Maria harus membakar harta Oliver untuk memecah pegangannya pada dunia. Maria harus menyerahkan kembali Oliver pada The Gate Keeper, yang baru diketahui olehnya bahwa yang dimaksud adalah dukun yang pernah muncul di hadapannya.



Maria menolak, bahkan tidak mempercayai. Sampai sebuah peristiwa mengerikan terjadi, Oliver membunuh Piki saat wanita itu hendak membakar barang-barangnya. Merasa bahwa sesuatu benar sedang terjadi, akhirnya Maria memilih untuk mengakhiri. Dia kemudian membakar sendiri harta oliver dan ketahuan oleh Michael, lelaki itu pun marah. Di tengah kekalutan, Maria mencoba menjelaskan hal sebenarnya. Meminta bantuan Lucy untuk membenarkan karena Michael tidak mau percaya. 

Namun ternyata Lucy mengelak, dia mengatakan tidak tahu apa-apa. Maria tentu saja bingung kenapa tiba-tiba putrinya bersikap lain, padahal dia yang meminta untuk menyembunyikan. Ternyata itu bukan Lucy...mata itu bukan mata Lucy...itu adalah Oliver...dia merasuki tubuh adiknya. Oliver berniat buruk...dia ingin membawa adiknya, menggantikan adiknya dengan dirinya. Maria tentu saja tidak terima, dia pun melakukan perlawanan. Michael yang memang tidak mengerti menyangka istrinya sudah gila dan memilih untuk mengunci wanita itu di kamar, berniat membawa Lucy pergi, ingin melindunginya.



Di sinilah dimulai klimaks sebenarnya. Saat membuka pintu, Michael terkejut dengan Aghori yang sudah berdiri mengelilingi rumah. Akhirnya memilih masuk kembali dan mencari bantuan. Cerita semakin mencekam saat Oliver dengan santai membunuh anjing Lucy dan menusuk ayahnya sendiri. Saat Maria berhasil mendobrak pintu kamar, dirinya mendapati sesuatu tengah terjadi pada Lucy. Ending cerita menjadikan jelas siapa akhirnya yang menjadi tumbal Oliver. Siapa yang dipilih anak lelaki itu untuk dibawa pergi bersama.

Di detik terakhir, Sang Sutradara memberikan sentuhan akhirnya. Seperti yang sering terjadi pada cerita-cerita horor, ending sengaja dibuat menggantung, seakan cerita tidak berhenti, penonton diajak untuk berpikir dan mengira-ngira kejadian yang terjadi setelahnya.

Tidak dijelaskan lebih detail apakah hal mistik yang disajikan dalam film ini merupakan kebenaran yang terjadi pada kepercayaan rakyat India atau tidak. Apakah Kuil yang dimaksud memang ada dan benar merupakan tempat melakukan kegiatan pemanggilan arwah untuk berkomunikasi? Well, percaya atau tidak...mitos atau bukan...The Other Side Of The Door adalah sebuah film yang lumayan menarik untuk ditonton.








Jumat, 01 Juli 2016

KILL COMMAND (2016)


KILL COMMAND - Film Thriller dan Aksi Superior Sci-Fi



























Film Kill Command adalah debut selanjutnya dari sutradara Steven Gomez setelah film pendeknya yang berjudul Drif pada tahun 1996. Sang Sutradara berperan juga sebagai penulis Script. Film yang rilis tanggal 13 Mei 2016 ini merupakan film bertema Action, Horror, dan Sci-fi. Vertigo Film yang telah merilis thriller pertama untuk Steven. Bagi penggemar teknologi Sci-Fi murni, film ini sangat layak dilihat. Berdurasi sekitar 1 Jam 39 Menit, terkesan singkat. Walau demikian, aksi dan ketegangan yang disuguhkan lumayan menghibur dan cukup keren. Aksi tembak-menembak seperti film perang dapat dinikmati di sini, karena film ini sendiri bercerita tentang manusia yang beradu dengan mesin atau robot canggih yang jahat. Cerita memuncak saat para robot mulai menampakkan diri dan melakukan aksi secara tersembunyi maupun langsung. Minimnya kosakata dan interaksi percakapan para robot menimbulkan ketegangan tersendiri. Hanya dengan kemunculannya saja seolah bisa mengubah atmosfer menjadi tegang. 


Cerita bermula dari seorang Tech (robot manusia canggih) bernama Mills (Vanessa Kirby) yang menemukan suatu keganjilan pada potongan mesin dari sebuah robot. Potongan itu teridentifikasi diambil dari Pusat Pelatihan Harbinger I. Akhirnya sebuah unit elit marinir pun dikerahkan untuk membantu penelitian lebih lanjut. Tentu saja Mills juga ikut serta dalam misi dan itu membuat Kapten Bukes (Thure Lindhardt) selaku pimpinan unit merasa tidak senang. Perintah yang diberikan pun cukup membuat heran, yaitu perintah untuk melakukan pelatihan di lokasi terpencil. Mereka sudah melakukan empat kali pelatihan, apa masih belum cukup? Tentu saja alasan sebenarnya sangat dirahasiakan, dan hanya Mills seorang tahu.




 


































Saat tiba di tempat tujuan, saat memasuki daerah pelatihan, mereka langsung disambut oleh beberapa robot pengawas. Masing-masing robot pengawas memindai mereka satu persatu. Karena hanya robot pengawas yang dirasa tidak cukup mengancam, maka mereka biarkan saja. Masih merasa kalau itu adalah salah satu dari bagian pelatihan, yaitu sebuah pengawasan. Para robot itu hanya ingin tahu para pendatang yang memasuki kawasan mereka.





















Cerita pun berkembang menjadi pertempuran. Setelah sempat melakukan aksi tembak menembak dengan beberapa robot, lambat laun mereka mulai menyadari keadaan yang sebenarnya. Ternyata pelatihan itu membawa petaka, ternyata merekalah sasarannya, uji coba atau tikus laboratorium. Robot-robot itu mengincar mereka, bukan mereka yang mengincar robot. Bahkan para robot itu belajar dari apa yang mereka lakukan, mereka meniru. Mereka melakukan serangan balik seperti yang sudah dilakukan. Satu persatu dari anggota unit mati di tangan para robot, bahkan pembunuhan yang dilakukan terkesan sadis dengan cara memotong korbannya.
















Ada yang berbeda dengan robot-robot itu, ada sesuatu yang salah. Para robot itu menolak perintah! Mereka tidak menerima atau melakukan perintah yang diberikan, tapi memiliki kemauan sendiri, berpikir sendiri. Setelah kematian salah satu anggota bernama Sersan Drifter (David Ajala), barulah mulai terkuak misteri. Siapa sebenarnya Mills, ada apa dengan sosok gadis cyborg cantik itu. Karena para robot tidak melukai Mills, hanya para tentara. Ternyata Mills lah yang menciptakan robot-robot gila itu.











Terus didesak, akhirnya Mills angkat bicara. Robot-robot itu diciptakan dengan fungsi utama sebagai pengganti dari para petugas marinir. Diberikan sistem pengetahuan kecerdasan untuk berpikir, menganalisa, dan belajar. Ternyata seiring waktu, sistem itu berkembang dan memiliki keinginan lain atas perintah yang diberikan. Menyebabkan mereka menjadi mesin pembunuh daripada membantu manusia. Mills merasa robot ciptaannya sudah melenceng jauh dari aturan awal yang ditetapkan. Para robot itu tidak mematuhi perintahnya. Para robot itu tetap membunuh Sersan Drifter walau sudah dilarang keras olehnya. 

Pada saat ada kesempatan, akhirnya Mills memberanikan diri mengaktifkan salah satu robot yang ada di dalam ruangan penyimpanan. Mencoba mencari informasi, dan hasilnya sangat mengecewakan. Perintah Mills kembali ditolak, malah menyerang balik.







Menyadari tindakannya yang sudah menyebabkan kekacauan, Mills memutuskan untuk mengakhiri. Kapten Bukes beserta dua anak buahnya yang masih tersisa berusaha bertahan untuk membantu. Ini harus dihentikan, para robot gila itu sudah diluar kendali. Mereka tidak boleh keluar dari tempat itu, mereka harus dimusnahkan. Perang antara manusia dan robot pun dimulai. Alih-alih adu kekuatan, perang yang dilakukan seperti adu kepintaran. Karena kalah dalam jumlah, mereka harus menyusun strategi, dan tidak boleh gagal. 










Tentu saja harga yang dibayar sangat mahal untuk sebuah keberhasilan. Salah satu anggota kembali gugur. Mills dan Bukes pun sekarat mempertahankan nyawa menghadapi robot terakhir yang sangat kuat. Bahkan akhirnya robot itu pun mati di tangan penciptanya. Mills membunuh sendiri robotnya.




Hanya tiga orang yang selamat kembali pulang, kapten Bukes, seorang prajurit, dan Mills. Kondisi Mills sendiri tidak bisa dikatakan baik, karena sistemnya mengalami gangguan. Pada saat kritis, sempat terjadi transfer data antara robot ciptaan Mills kepada dirinya. Ending cerita memunculkan konflik lain. Sorot kamera beralih sepenuhnya pada Mills, mengacuhkan kapten Bukes dan anak buahnya yang sedang berjalan menuju pesawat penjemput. Ada sesuatu yang terjadi pada Mills, tersirat pada kedua matanya...apakah yang sebenarnya terjadi?



Silakan menonton sendiri filmnya jika ingin mengerti apa yang dipikirkan oleh Mills saat membuka mata. Ada sesuatu disana...di dalam dirinya!!

Selamat menonton dan semoga berminat!









NEW DIVIDE ~ LINKIN PARK I remembered black skies The lightning all around me I remembered each flash As time began to blur Like a startling...