SEANCE ~ HORROR MOVIE 2021
TEROR BALAS DENDAM HANTU PENUNGGU ASRAMA PUTRI
Sutradara : Simon Barret
Penulis : Simon Barret
Rilis : 21 Mei 2021
Running Time : 92 minutes
Genre : Horror, Remaja, Dewasa
Distributed by : RLJR Films
Produced by : Russell Ackerman, Tomas Deckaj, John Schoenfelder, Alex Mace
Music by : Sicker Man
Seance menceritakan tentang sekumpulan remaja putri yang hanya memikirkan kesenangan sesaat tanpa memikirkan konsekuansinya. Didukung dengan latar tempat di sebuah asrama sekolah tua. Yang namanya tempat begituan mah, ada aja cerita mistisnya, tidak diragukan lagi. Jadi para remaja tersebut membuat semacam uji nyali dengan mencoba berkomunikasi dengan hantu penunggu sekolah. Kalau di Indonesia jatuhnya seperti main Jelangkung gitu (don't try this at home).
Awalnya kesenangan itu terasa menghibur hingga akhirnya terjadi sesuatu diluar perkiraan. Seorang diantara mereka tiba-tiba bunuh diri dengan cara melompat dari jendela kamar dan tewas seketika. Disinilah cikal bakal peristiwa aneh yang terus menghantui sekolah tersebut. Satu persatu diantara mereka hilang secara misterius. Hantu penunggu sekolah menuntut balas dendam, itulah yang dikatakan salah satu diantara mereka. Tapi apakah benar? Kenapa hantu itu menuntut balas? Apa yang sudah terjadi di Edelvine Academy? Atau ada yang sengaja menyebarkan gosip hanya sebagai alasan untuk menutupi kejadian sebenarnya?
Cerita dimulai dengan adegan dimana Alice and the gank (Alice, Bethany, Yvonne, Lenora, Rosalind) merencanakan untuk melakukan pemanggilan arwah. Niat mereka sebenarnya hanya untuk menjahili siswi lain, salah satu yang menjadi korban adalah Kerrie (Megan Best). Sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi Alice and the gank untuk menjahili siswi lain diluar kelompok mereka. Seolah itu adalah hiburan tetap untuk melepas stres akibat beban pelajaran.
Sebelumnya Kerrie sudah melarang, tapi dasar emang tukang rusuh, Alice and the gank tetap aja ngegas. Tanpa menunda lagi Alice pun membaca mantra :
Pak ketipak ketipung
Abrakadabra
Simsalabim
(Ralat : yang diatas mohon acuhkan saja)
Setelah selesai membaca, tidak berapa lama terdengar suara dari balik tirai yang tertutup. Alice segera membuka dan nampak genangan air satu bathtub penuh. Dari dalam air muncul perlahan sesosok wanita. Mirip mbak Sadako gitu tapi bedanya yang ini muncul dari bathtub bukan sumur.
Kerrie yang penakutnya melebihi limit saldo minimum (-_-) langsung ngacir pergi duluan. Gak tanggung-tanggung jauh banget sampai masuk dalam kamar. Untung bukan kamar kepala sekolah, kan auto dikasih siraman rohani tuh.
Sukses mengerjai anak orang, Alice and the gank pun bahagia lahir batin. Ternyata sosok hantu perempuan tadi adalah prank belaka. Di dalam kamar, Karrie masih saja ketakutan. Tiba-tiba mendengar suara di luar, berniat untuk memeriksa. Namun tidak ada siapa-siapa, lorong asrama kosong melompong seperti isi dompet penulis saat tanggal tua. Gadis itu pun kembali masuk. Ditengah rasa gelisah, kembali suara misterius terdengar. Kemudian pintu dibuka perlahan dari luar dan nampak sosok wajah bertopeng dari celah yang ada.
Suara teriakan Karrie yang gak kaleng-kaleng terdengar sampai keluar. Mereka mengira mungkin saja Kerrie balik mengerjai. Tapi tidak demikian, saat tiba di kamar, tidak menemukan gadis itu, hanya ada jendela yang terbuka lebar. Tentu saja janggal, ngapain malam-malam begini nyari angin? Ketika melihat keluar, Karrie sudah tergeletak di tanah dengan bersimbah kecap....ah salah, darah maksudnya.
Scene pindah pada sosok gadis muda yang berada dalam mobil. Nama gadis itu Camille Meadows (Suki Waterhouse), merupakan siswi yang masuk daftar tunggu pertama di akademi Edelvine. Jadi ceritanya karena sekolah itu terlalu terkenal sehingga diterapkan sistem tunggu untuk giliran masuk berikutnya. Mrs. Laundry (Marina Stephenson), sebagai kepala sekolah menjelaskan pada Camille bahwa gadis itu harus bisa mengejar pelajaran karena jelas dia baru saja bergabung. Keberadaan Camille disini adalah untuk menggantikan Kerrie. Mrs. Laundry mengatakan Kerrie meninggal karena terpeleset dan jatuh dari jendela. Setelah bertemu dengan kepala sekolah, Camille diantar ke kamar oleh Heline (Ella Rae) yang bertugas sebagai asisten sekolah. Gadis itu menjelaskan peraturan asrama dan bersedia memberi bantuan jika Camille kesulitan dalam pelajaran.
Camille memperhatikan keadaan kamar barunya sejenak, bagaimana pun kamar itu pernah ditempati oleh murid yang baru saja meninggal. Tentu saja ada perasaan was-was. Ketika hanya tinggal sendirian, tiba-tiba salah satu lampu berkedip dan padam kemudian. Sepertinya Camille sudah mendapat sambutan hangat di hari pertama.
Waktu berganti, pelajaran perdana Camille dimulai. Belum ada siapa pun di kelas sehingga dia bebas memilih tempat duduk. Namun ketenangannya harus terusik saat disuruh pindah karena tempat yang dipilih ternyata hanya untuk Alice and the gank. Diluar dugaan Camille menolak, masih banyak kursi lain, kenapa bukan mereka saja yang pindah, dia sudah tiba lebih dulu. Sepertinya Camille bukanlah pribadi yang penakut. Tidak terima diremehkan, mereka pun sepakat mengerjai. Alice (Inanna Sarkis) dengan sengaja menjatuhkan gelas berisi air yang otomatis membuat baju Camille menjadi basah. Tidak terima dibully tanpa sebab, Camille bangkit dan menampar Alice (tepuk tangan). Alice yang tidak pernah dibalas balik oleh siapa pun menjadi murka, akhirnya perkelahian terjadi. Selanjutnya mereka semua dipanggil oleh kepala sekolah untuk memberi penjelasan.
Camille kini sudah berada dalam kamar, bersiap untuk tidur. Lampu kembali berulah, ruangan pun menjadi gelap. Camille mendesah malas, yang benar saja, hei....dia hanya ingin tidur. Tiba-tiba di sudut ruangan muncul sekilas penampakan perempuan, membuatnya cukup kaget. Kalau penulis mah langsung ngacir gak pakai nanti. Terdengar suara misterius dari bawah tempat tidur. Camille segera turun memeriksa namun tidak ada apa-apa. Saat mengangkat kepala, ada sosok berselimut lagi duduk diam di atas kasur. Itu siapa? Hanya dia seorang di kamar....lah terus itu siapa? Suasana makin tegang saat sosok itu beringsut mendekat dan....terdengar suara ketukan pintu yang cukup keras. Camille membuka mata dan mendapati dirinya berada di kasur. Ternyata itu semua hanya mimpi. Ealahh....dah keburu jantungan.
Buru-buru bangun dan membuka pintu. Seorang cowok muda dan tampan bernama Trevor Landry (Seamus Patterson) menyapa. Dia datang untuk mengecek lampu yang dilaporkan rusak oleh Camille. Ternyata cowok itu adalah anak dari kepala sekolah (nama keluarganya sama). Mempertanyakan memar yang ada di wajah Camille dan gadis itu berbohong, enggan mengatakan kebenarannya. Trevor memberikan nomor ponselnya agar Camille bisa menghubungi sewaktu-waktu. Dari pertemuan pertama jelas terlihat bahwa Trevor tertarik padanya.
Pada jam pelajaran, seorang guru mengumumkan satu-satunya siswa Edelvine yang lolos pada kompetisi Ivy Gate Fellowship adalah Bethany (Madisen Beaty). Esai milik gadis itu akan dimuat dalam edisi Edelvine Gazette selanjutnya dan mendapatkan beasiswa senilai $250.000 (mau dong). Semua murid disuruh membaca untuk belajar dari teladannya.
Setelah jam sekolah usai, para murid yang mendapatkan hukuman karena kasus perkelahian kemaren harus menyelesaikan tugas pengarsipan buku di perpustakaan sekolah. Heline dan Camille memutuskan untuk bekerja bersama. Saat Heline meninggalkan Camille sendirian, sesuatu terjadi. Camille merasa bahwa dia tidak sendirian, seolah ada yang mengawasi. Sebuah buku tiba-tiba jatuh dari rak, mau tidak mau harus dikembalikan ke tempatnya. Setelah mengambil buku dari lantai, saat pandangan kembali lurus ke depan, alangkah kagetnya mendapati sosok bertopeng dari balik rak yang kosong. Tidak sampai disitu, suara tawa juga terdengar. Ditengah kepanikan, sosok bertopeng menampakkan wujudnya, bukan satu melainkan dua orang. Ternyata itu adalah Lenora (Jade Michael) dan Yvonne (Stephanie Sy), keduanya sengaja mengusili Camille. Heline pun gusar dan mengatakan bahwa keusilan itu suatu saat akan berbalik pada mereka sendiri.
Alice ingin melakukan pemanggilan arwah, alasan sebenarnya hanya untuk mengerjai. Camille mengetahui niat itu dan menerimanya. Lagipula dia tidak ingin bekerja sendirian selagi yang lain hanya bermain. Ritual pun dimulai, Alice membaca mantra.
Bang kembang kempis
Bang bang tut
Siapa kentut
(Ralat : yang diatas mohon acuhkan juga)
Papan planchette bergerak perlahan. Membentuk sebuah kalimat bertuliskan 'ghost is real' yang artinya adalah 'hantu itu nyata'. Serius deh, kalau ane mending bubaran saja daripada dilanjutin.
Alice bertanya roh siapa yang hadir bersama mereka dan ternyata itu adalah Kerrie (eng ing eng). Heline dan Camille tidak percaya tapi Alice meyakinkan bahwa itu bukan ulah mereka. Roh Kerrie memberi peringatan bahwa ada seorang pembunuh diantara mereka, bahwa mereka harus waspada. Ketika ditanya siapa orang yang dimaksud, tiba-tiba alat tulis yang digunakan bergerak brutal dan menabrak gelas lilin hingga jatuh. Alhasil pesta pun selesai. Karena keributan yang terjadi, mereka ketahuan dan kembali disidang oleh kepala sekolah (demen banget bikin ulah).
Setelah kejadian itu, mereka semua berkumpul untuk membahas. Camille diberitahu tentang kronologi kematian Kerrie dan legenda hantu Edelvine. Mereka mengatakan bahwa hantu itulah yang telah membunuh Kerrie. Ditengah perjalanan pulang, saat hanya berduaan, Heline mengatakan bahwa sebelum kematian Kerrie juga pernah ada drama pemanggilan arwah. Jangan pernah percaya pada ucapan Alice and the gank.
Di lain tempat, Lenora yang memutuskan untuk pulang sendirian menyempatkan berselfie ria. Padahal keadaan gelap masih sempat-sempatnya, dasar cewek. Tertangkap dalam foto ada sosok bertopeng dibalik pohon sedang memperhatikan. Lenora pun otomatis celingukan mencari dan mengatakan bahwa lelucon itu tidak lucu (kena batunya). Kejadiannya sangat tiba-tiba, Lenora diserang dan dalam sekarat berusaha meminta tolong. Tapi naas, dirinya malah diseret pergi oleh sosok misterius itu.
Di dalam kamar, Camille sedang belajar sambil ditemani musik. Di asrama tersebut satu kamar hanya ditempati oleh satu orang. Suara musik dari speaker mendadak berhenti dan Camille kembali paranoid. Lampu kamar yang berkedip seolah menjadi pertanda bahwa ada entitas dunia lain. Camille menjulurkan tangan pada udara kosong, jika memang ada sesuatu pasti bisa merasakan. Saat lagi tegang-tegangnya, speaker kembali bersuara dengan sangat nyaring. FYI, di adegan ini ane sukses loncat indah dari kursi, kaget karena suaranya. Heline datang untuk memberikan buku catatan. Gadis itu berkata, kalaupun arwah Kerrie masih ada, semua akan baik-baik saja karena Kerrie adalah gadis yang baik.
Hari berganti lagi menjadi pagi, sesi pelajaran balet dimulai. Camille kesulitan mengikuti gerakan dan menimbulkan kecurigaan mrs. Laundry. Apakah benar dia pernah melakukan balet di Brighton sesuai rekomendasi? Camille beralasan dia sedang tidak enak badan. Hemm....sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan pada Camille.
Mrs. Laundry mengumpulkan Alice and the gank beserta Heline dan Camille juga. Mempertanyakan Lenora yang hilang begitu saja dari asrama. Bahkan barang-barangnya di kamar sudah tidak ada. Ada kemungkinan Lenora kabur diam-diam dengan pria gebetannya dari sosial media. Alice menyangkal, tidak mungkin Lenora berbuat begitu. Camille yang penasaran berniat mencari tahu. Segera menelepon Trevor untuk meminjam kunci asrama. Jika yang lain sama penasaran sepertinya, mereka juga bisa ikut serta. Yang namanya jiwa muda, tentu saja tidak menolak (ngegas coy).
Mereka akhirnya masuk ke kamar Lenora dan perkataan mrs. Laundry benar adanya. Jangankan barang, kopernya saja sudah tidak ada. Alice menemukan bungkusan dalam lemari dan kemudian Camille mengambilnya sebelum sempat diperiksa. Diam-diam menyimpan untuk dirinya sendiri. Yvonne heran dengan keadaan tempat tidur yang rapi. Jika terburu-buru, kenapa masih sempat merapikan? Membuka bedcover dan menemukan gambar salib dengan tinta darah. Semuanya kaget, sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Lenora.
Tugas membantu di perpustakaan sekolah kembali berlanjut. Tapi boro-boro kerja, malah asyik sibuk sendiri (-_-). Mereka mencari info tentang seorang siswi bernama Alicia Kene. Diketahui gadis itu pernah melakukan bunuh diri di asrama dan diyakini menjadi arwah penasaran yang menghantui asrama. Dari foto yang ada di buku tahunan, mereka mengetahui bagaimana rupa Alicia dan gadis itu memakai kalung salib yang sama seperti gambar berdarah yang ada di kasur Lenora (eng ing eng lagi).
Malam menjemput, Rosalind (Djouliet Amara) memutuskan untuk mandi sebelum tidur. Waktu saat itu menunjukkan pukul 22.00 dan dia adalah orang terakhir. Jadi bisa dikatakan Rosalind hanya sendirian karena yang lain sudah pada masuk kandang. Lagi asyik mandi, lampu kamar mandi padam, kesel gak sih? Dengan tidak rela pergi keluar dari pancuran untuk menekan tombol on di pojok sono. Merasa tidak sendirian dan terbukti dengan botol sabun yang jatuh ke lantai. Memanggil namun tidak mendapat jawaban. Sama seperti yang dialami Lenora, kejadiannya begitu cepat, Rosalind diserang dari belakang dan kemudian tumbang.
THE END
Beloommmm....cepat banget!
Di lain tempat, Camille yang sedang belajar (betah amat) kembali mengalami kejadian aneh. Dah lah, pindah kamar aja! Lo yang ngalamin tapi ane yang panas dingin! Ceritanya bolpen yang berada di atas meja tiba-tiba pindah ke lantai. Tidak hanya sampai disitu, ketika memegang, benda itu malah dipenuhi cairan merah mirip darah. Camille pergi ke kamar mandi untuk sekedar mencuci tangan. Sampai disana malah dikejutkan oleh penampakan Rosalind yang sudah tidak bernyawa.
Seluruh murid dikumpulkan di halaman sekolah yang segede gaban. Mereka bersedih atas kematian Rosalind. Polisi kembali datang untuk melakukan olah TKP. Kasihan kerjanya bolak balik mulu dari awal film. Kepala sekolah mengumumkan (gak pake toak) bahwa Rosalind tewas karena terpeleset di pancuran. Setelahnya para murid diharuskan kembali ke kamar. Heline menjenguk Camille untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Menawarkan Xanax jika saja dibutuhkan. Sekilat info, Xanax adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan yang disebabkan depresi (Psikotropika golongan IV). Akhirnya keduanya malah berakhir dengan menikmati Xanax bersama (-_-).
Heline mengatakan dia tidak percaya jika Rosalind terpeleset di kamar mandi. Kebanyakan hal itu hanya dialami oleh orang lanjut usia. Dia juga percaya akan keberadaan hantu. Kadang merasa ada yang memperhatikan walau sebenarnya tidak ada siapa-siapa . Camille berinisiatif memberikan alat perlindungan diri berupa tongkat pada Heline untuk berjaga-jaga.
Terdengar teriakan dari kamar Bethany, membuat mrs. Laundry, Heline, Camille, dan Yvonne segera datang. Bethany mengatakan hantu Edelvine mendatanginya. Mrs. Laundry menyangkal bahwa gadis itu hanya mimpi buruk. Oh ayolah, hari gini....hantu membunuh manusia? Tentu saja wanita itu menolak alasan yang tidak masuk akal. Menyuruh semuanya kembali masuk ke kamar. Camille mempertanyakan Alice yang tidak datang, padahal Bethany sedang kesulitan. Yvonne beralasan mungkin saja Alice sudah tertidur, dia akan memberitahunya besok pagi (hemm....).
Keesokannya Heline mengirim pesan pada Camille bahwa Alice ingin mereka membolos mata pelajaran dan berkumpul di ruang belajar. Lagi-lagi Alice ingin melakukan pemanggilan arwah (tobat napa). Dia ingin memanggil arwah Rosalind dan bertanya tentang penyebab kematiannya. Pucuk dicinta ulam tiba, arwah yang dinanti beneran datang, Alice pun tidak membuang kesempatan. Arwah Rosalind menuliskan 'murder' yang berarti 'pembunuhan' sebagai kata pertama. Bethany bertanya apakah pembunuhnya adalah hantu Edelvine dan mendapatkan jawaban 'no'. Kata berikutnya adalah 'Camille' yang secara tidak langsung menunjuk gadis itu pembunuhnya.
Camille tidak terima dipitonah tapi Alice sudah terlanjur marah dan langsung memukul. Hanya Heline yang mendukung Camille tapi tidak dengan Yvonne dan Bethany. Mereka bertiga mengancam Cemille untuk tidak macam-macam lagi. Jika terjadi sesuatu pada mereka maka Camille adalah pelakunya.
Yvonne yang galau memilih untuk pergi latihan balet. Saat sedang melakukan gerakan berputar, melihat sekilas sosok bertopeng diantara patung. Segera menghentikan dan mengamati sekeliling. Apa hanya halusinasi? Karena terlalu memikirkan Rosalind maka pikiran jadi kacau? Tapi tidak demikian, sosok bertopeng itu benar ada disana. Menyerang dari belakang dan tepat menyayat Yvonne. Gadis itu pun berakhir sama seperti kedua temannya.
Camille yang sedang tidur (kirain belajar lagi) mendadak terbangun. Niat ingin menyalakan lampu tidur tapi dari arah bawah, sebuah tangan pucat menghalanginya. Camille tersentak, baru kali ini kontak langsung, biasanya cuma diisengin doang. Memberanikan diri untuk mencari tahu siapa yang bersembunyi di bawah tempat tidur. Sebuah suara menghentikan, hell no....sekarang entitas itu mulai bicara padanya? Camille yang ketakutan kini bersembunyi dalam selimut.
"Pergilah!"
"Kau tidak seharusnya di sini, kau sudah mati!"
Begitulah ucapan Camille. Lah, boro-boro pergi, malah ikutan tidur di samping dengan posisi membelakangi.
"Kau tidak seharusnya berada di sekolah ini."
Entitas itu balik membalas ucapan. Apa karena kehadirannya tidak diinginkan maka hantu itu selalu mengganggu? Lelah dikerjain terus, Camille memutuskan untuk pindah tidur di kamar Heline.
Di kamar lain, Alice mendapat pesan dari Yvonne yang menyuruhnya untuk keluar asrama. Yvonne saat ini sedang bersama Lenora dan mereka berdua tidak ingin ambil resiko dengan terlihat oleh orang lain. Sebagai teman seperguruan, Alice tidak curiga dan menuruti. Padahal Yvonne sudah mati tapi dia tidak tahu. Ketika Alice pergi diam-diam, Camille mengintip dari kamar Heline. Sebelum mengekori, mengambil pisau lipat dari dalam tas Heline dan menyelipkan di belakang celana tidur. Dari arah berlawanan, sosok bertopeng sudah menanti dan langsung menyerang saat Camille lengah, kemudian gadis itu pun diseret pergi entah kemana. Alice yang sudah berada di luar sibuk mencari keberadaan Yvonne dan Lenora. Yang ditemukan hanya tubuh tak bernyawa Lenora. Tidak memberi celah, sosok bertopeng kembali beraksi.
Camille tersadar dari pingsan dan melihat sekeliling. Itu adalah ruangan dimana dia dan Heline pernah merapikan buku-buku. Alice ada di samping, masih dalam kondisi pingsan. Keduanya terikat di kursi hingga Camille tidak bisa berbuat apa pun. Sosok bertopeng muncul dari belakang dan duduk di hadapan Camille. Tanpa banyak bicara langsung mengeluarkan palu dan sebuah paku. Berniat untuk menancapkan paku tersebut di lutut Camille. Eh busyet, permisi dulu kek! Beruntung sebuah suara menghentikan aksi gila itu. Muncul cocok bertopeng lain, hei....ternyata ada dua orang dan saat topeng dibuka, itu adalah Bethany dan Trevor.
Camille bertanya apakah mereka yang membunuh Kerrie? Bethany membenarkan, bukan hanya Karrie tapi Lenora, Rosalind, dan Yvonne juga. Kini terkuaklah sudah siapa dalang dibalik serangkaian peristiwa aneh di asrama. Trevor dengan bangga mengaku bahwa dialah yang melakukan pembunuhan. Dia tahu cara membuat ruang merangkak di gedung asrama. Dia adalah anak kepala sekolah, tentu saja bebas melakukan apa pun. Saat membunuh Kerrie dia menyelinap pergi melalui ruang rahasia itu.
Camille menanyakan alasannya, apakah Bethany membenci teman-temannya? Gadis itu membenarkan kembali tapi dia membunuh karena keterpaksaan. Dia begitu ingin memenangkan esai sekolah dan menyalin salah satu cerita milik Kerrie yang menceritakan tentang sisi depresinya. Bethany menyadari dia bisa saja kehilangan beasiswa dan dikeluarkan dari sekolah karena kasus plagiatisme. Seluruh hidupnya bisa hilang kecuali Karrie mati. Bethany juga sadar bahwa dia harus membunuh yang lain karena jika mereka ikut membaca pasti akan tahu bahwa itu bukan miliknya. Bethany melakukan pengalihan dengan cerita hantu edelvine. Alice dan temannya sangat percaya takhayul dan dia memanfaatkan. Dialah yang menggerakkan alat tulis saat ritual pemanggilan arwah dan menjebak Camille sebagai tersangka.
Trevor dan Bethany adalah sepasang kekasih sejak gadis itu pertama masuk ke akademi edelvine. Trevor menceritakan masa kecilnya, Alicia Kane yang diakui sebagai hantu edelvine adalah orang yang dulu sering menjaganya. Trevor menganggap Alicia adalah orang yang menyebalkan sehingga dia membunuhnya walau usianya saat itu masih berusia 12 tahun. Hadeh....masih kecil sudah jadi psikopat, Bethany pun tidak kalah gila. Memang gak ada cowok lain yang lebih waras apa? Saat kedua psikopat bercerita, diam-diam Camille memotong tali yang mengikat tangannya dengan pisau lipat. Dalam asrama, Heline terjaga dari tidur dan kaget mendapati penampakan arwah Kerrie di kamarnya. Arwah itu hanya diam menatap keluar melalui jendela. Awalnya mengira hanya mimpi tapi saat melihat lampu perpustakaan sekolah yang menyala, mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Balik ke Bethany, gadis itu menyadari ulah Camille dan segera bertindak. Menyuruh Trevor untuk membunuh Alice dengan menggunakan pisau lipat itu agar mereka punya alibi bahwa Camille adalah pembunuhnya. Saat Bethany menyinggung soal Heline, Camille menjadi gusar. Membuka identitasnya bahwa dia bukanlah Camille Meadows yang asli, dia datang ke sekolah itu untuk membayar hutang. Lampu mendadak padam, Bethany memutuskan untuk menemukan sekering lampu dan Trevor tetap tinggal untuk mengawasi. Camille memperingatkan lebih baik Trevor melepaskannya sekarang sehingga dia bisa memaafkan dan hanya berakhir di rumah sakit daripada penjara. Trevor menolak dan memilih untuk membunuh Camille lebih dulu karena gadis itu sangat mengganggu. Tinggal sedikit lagi pisau menyayat leher, Heline datang memukul Trevor dengan keras. Camille heran bagaimana Heline bisa tahu keberadaannya. Heline akan menjelaskannya nanti, sedikit ragu mengatakan bahwa hantulah yang telah menuntunnya datang.
Lampu menyala kembali yang menandakan Bethany akan segera kembali. Sambil membawa Alice yang masih pingsan (merepotkan), mereka beranjak pergi. Sial, Bethany keburu datang dan menyerang dengan palu. Tepat mengenai Heline dan menyebabkannya jatuh pingsan. Kini tinggal Karrie seorang diri yang harus bertahan, tokoh utama memang selalu disisakan paling akhir. Tidak diduga Camille sangat jago berkelahi dengan tangan kosong. Bethany membalas serangan bertubi-tubi dengan melukai menggunakan pisau, menyebabkan Camille hanya bisa menggunakan satu tangan saja. Saat sudah terpojok, Camille memilih menggunakan otak daripada otot. Memanjat rak buku dan menjatuhkan lampu neon tepat kearah Bathany. Kejadian lucu selanjutnya adalah sebagian lapisan plafon runtuh dan menghantam kepala Camille, akhirnya ikutan pingsan deh.
Bethany siuman terlebih dulu, mengambil pisau yang masih menancap di buku. Tidak menyadari Camille yang berada di belakang juga sudah siuman. Baru saja berbalik badan, pecahan lampu neon sukses menancap di lehernya. Camille tanpa merasa kasihan semakin menancapkan benda itu hingga menggores sepenuhnya leher Bethany. Berkata bahwa seharusnya gadis itu tidak membunuh Karrie yang merupakan teman satu-satunya. Yvonne telah sadar, Camille memberitahu bahwa Bethany dan Trevor adalah pembunuh teman-temannya, bukan hantu edelvine. Setelah Heline sadar, dia menyuruh keduanya untuk kembali ke asrama dan menghubungi polisi. Dia tetap tinggal untuk mengikat Trevor sebelum polisi datang.
Saat mengecek, Trevor sudah tidak ada di tempat. Cowok itu sudah siuman dan kini mungkin sedang mencarinya. Trevor tidak sengaja menemukan Bethany yang tewas dengan sangat mengerikan. Camille telah membunuh satu-satunya wanita yang bisa mengerti dirinya. Trevor tahu Camille sedang bersembunyi di balik rak buku di hadapannya. Tanpa menunda segera mendorong jatuh rak tersebut dan menghimpit Camille. Saat kewaspadaan hilang, Camille menusuk kaki Trevor melalui celah yang ada. Trevor hilang keseimbangan dan terjatuh, kakinya masih tersangkut di celah dan dia mengalami patah tulang.
Camille bangkit dan bertanya, berapa banyak teman yang dimiliki Trevor saat tumbuh besar? Dia hanya punya satu dan Trevor telah membunuhnya. Camille menghabisi Trevor dengan cara menjatuhkan rak buku diatas kepala Trevor hingga putus (sadis). Kemudian tanpa banyak bicara segera beranjak pergi dan mengemasi barang-barang di kamar. Sepertinya benar Camille datang ke sekolah itu hanya untuk menuntut balas.
Heline menghadang Camille yang hendak melarikan diri. Camille memberi tahu bahwa dia dan Kerrie tumbuh besar bersama, dia berhutang banyak padanya. Kerrie tidak mungkin bunuh diri sehingga memutuskan untuk datang mencari tahu. Camille Meadows bukanlah nama asli, itu hanya cara agar dia bisa diterima di asrama edelvine. Heline mengatakan akan menceritakan apa pun pada polisi. Camille tidak peduli, urusannya sudah selesai dan mungkin dia akan mencari nama lain untuk sementara waktu.
Heline bertanya bagaimana dia bisa menghubungi Camille atau setidaknya jika ingin bertemu. Alih-alih menjawab Camille malah mencium dan disambut hangat oleh Heline. Lah ternyata keduanya lesbong....mana-manalah, ane hanya penonton (alasan). Sebelum benar-benar pergi, Camille melihat kamar yang ditempatinya dan menemukan arwah Kerrie sedang melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Walau syok tapi Camille tetap membalasnya. Heline mengira Camille melakukan itu padanya dan juga membalas balik. Malah jadi acara mari melambaikan tangan, tinggal nyanyi lagu Gelang Sipaku Gelang aja nih, hayo siapa mau?
Film pun berakhir, terus ada tulisan muncul gitu....banyak lagi (plak). Jadi intinya film ini menceritakan tentang ambisi seorang remaja psikopat yang hanya ingin terkenal dengan esainya. Karena ambisi dan keegoisan itu banyak pihak yang dirugikan bahkan menghabisi nyawa rela dilakukan. Film ini termasuk brutal karena adegan pembunuhan dilakukan tanpa sensor. Padahal dilakukan oleh para remaja tanggung. Kesan horror untuk pencitraan hantu edelvine sebenarnya kurang greget. Bahkan sejak awal sudah bisa ditebak bahwa pelaku pembunuhan adalah manusia. Tapi untuk pesan moralnya tidaklah buruk, bisa menjadi pelajaran untuk semua.
Sekian sekilat info dari ane untuk film Seance. Semoga bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin belajar di sekolah asrama (pikir-pikir dulu). Semoga berkenan untuk menonton filmnya lebih lanjut. Apabila ada salah kata dan menyinggung, ane mohon maaf karena kebenaran hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Stay healthy, cool, and happy!
See you again di tulisan selanjutnya!
Bye-bye!