Jumat, 01 Juli 2016

KILL COMMAND (2016)


KILL COMMAND - Film Thriller dan Aksi Superior Sci-Fi



























Film Kill Command adalah debut selanjutnya dari sutradara Steven Gomez setelah film pendeknya yang berjudul Drif pada tahun 1996. Sang Sutradara berperan juga sebagai penulis Script. Film yang rilis tanggal 13 Mei 2016 ini merupakan film bertema Action, Horror, dan Sci-fi. Vertigo Film yang telah merilis thriller pertama untuk Steven. Bagi penggemar teknologi Sci-Fi murni, film ini sangat layak dilihat. Berdurasi sekitar 1 Jam 39 Menit, terkesan singkat. Walau demikian, aksi dan ketegangan yang disuguhkan lumayan menghibur dan cukup keren. Aksi tembak-menembak seperti film perang dapat dinikmati di sini, karena film ini sendiri bercerita tentang manusia yang beradu dengan mesin atau robot canggih yang jahat. Cerita memuncak saat para robot mulai menampakkan diri dan melakukan aksi secara tersembunyi maupun langsung. Minimnya kosakata dan interaksi percakapan para robot menimbulkan ketegangan tersendiri. Hanya dengan kemunculannya saja seolah bisa mengubah atmosfer menjadi tegang. 


Cerita bermula dari seorang Tech (robot manusia canggih) bernama Mills (Vanessa Kirby) yang menemukan suatu keganjilan pada potongan mesin dari sebuah robot. Potongan itu teridentifikasi diambil dari Pusat Pelatihan Harbinger I. Akhirnya sebuah unit elit marinir pun dikerahkan untuk membantu penelitian lebih lanjut. Tentu saja Mills juga ikut serta dalam misi dan itu membuat Kapten Bukes (Thure Lindhardt) selaku pimpinan unit merasa tidak senang. Perintah yang diberikan pun cukup membuat heran, yaitu perintah untuk melakukan pelatihan di lokasi terpencil. Mereka sudah melakukan empat kali pelatihan, apa masih belum cukup? Tentu saja alasan sebenarnya sangat dirahasiakan, dan hanya Mills seorang tahu.




 


































Saat tiba di tempat tujuan, saat memasuki daerah pelatihan, mereka langsung disambut oleh beberapa robot pengawas. Masing-masing robot pengawas memindai mereka satu persatu. Karena hanya robot pengawas yang dirasa tidak cukup mengancam, maka mereka biarkan saja. Masih merasa kalau itu adalah salah satu dari bagian pelatihan, yaitu sebuah pengawasan. Para robot itu hanya ingin tahu para pendatang yang memasuki kawasan mereka.





















Cerita pun berkembang menjadi pertempuran. Setelah sempat melakukan aksi tembak menembak dengan beberapa robot, lambat laun mereka mulai menyadari keadaan yang sebenarnya. Ternyata pelatihan itu membawa petaka, ternyata merekalah sasarannya, uji coba atau tikus laboratorium. Robot-robot itu mengincar mereka, bukan mereka yang mengincar robot. Bahkan para robot itu belajar dari apa yang mereka lakukan, mereka meniru. Mereka melakukan serangan balik seperti yang sudah dilakukan. Satu persatu dari anggota unit mati di tangan para robot, bahkan pembunuhan yang dilakukan terkesan sadis dengan cara memotong korbannya.
















Ada yang berbeda dengan robot-robot itu, ada sesuatu yang salah. Para robot itu menolak perintah! Mereka tidak menerima atau melakukan perintah yang diberikan, tapi memiliki kemauan sendiri, berpikir sendiri. Setelah kematian salah satu anggota bernama Sersan Drifter (David Ajala), barulah mulai terkuak misteri. Siapa sebenarnya Mills, ada apa dengan sosok gadis cyborg cantik itu. Karena para robot tidak melukai Mills, hanya para tentara. Ternyata Mills lah yang menciptakan robot-robot gila itu.











Terus didesak, akhirnya Mills angkat bicara. Robot-robot itu diciptakan dengan fungsi utama sebagai pengganti dari para petugas marinir. Diberikan sistem pengetahuan kecerdasan untuk berpikir, menganalisa, dan belajar. Ternyata seiring waktu, sistem itu berkembang dan memiliki keinginan lain atas perintah yang diberikan. Menyebabkan mereka menjadi mesin pembunuh daripada membantu manusia. Mills merasa robot ciptaannya sudah melenceng jauh dari aturan awal yang ditetapkan. Para robot itu tidak mematuhi perintahnya. Para robot itu tetap membunuh Sersan Drifter walau sudah dilarang keras olehnya. 

Pada saat ada kesempatan, akhirnya Mills memberanikan diri mengaktifkan salah satu robot yang ada di dalam ruangan penyimpanan. Mencoba mencari informasi, dan hasilnya sangat mengecewakan. Perintah Mills kembali ditolak, malah menyerang balik.







Menyadari tindakannya yang sudah menyebabkan kekacauan, Mills memutuskan untuk mengakhiri. Kapten Bukes beserta dua anak buahnya yang masih tersisa berusaha bertahan untuk membantu. Ini harus dihentikan, para robot gila itu sudah diluar kendali. Mereka tidak boleh keluar dari tempat itu, mereka harus dimusnahkan. Perang antara manusia dan robot pun dimulai. Alih-alih adu kekuatan, perang yang dilakukan seperti adu kepintaran. Karena kalah dalam jumlah, mereka harus menyusun strategi, dan tidak boleh gagal. 










Tentu saja harga yang dibayar sangat mahal untuk sebuah keberhasilan. Salah satu anggota kembali gugur. Mills dan Bukes pun sekarat mempertahankan nyawa menghadapi robot terakhir yang sangat kuat. Bahkan akhirnya robot itu pun mati di tangan penciptanya. Mills membunuh sendiri robotnya.




Hanya tiga orang yang selamat kembali pulang, kapten Bukes, seorang prajurit, dan Mills. Kondisi Mills sendiri tidak bisa dikatakan baik, karena sistemnya mengalami gangguan. Pada saat kritis, sempat terjadi transfer data antara robot ciptaan Mills kepada dirinya. Ending cerita memunculkan konflik lain. Sorot kamera beralih sepenuhnya pada Mills, mengacuhkan kapten Bukes dan anak buahnya yang sedang berjalan menuju pesawat penjemput. Ada sesuatu yang terjadi pada Mills, tersirat pada kedua matanya...apakah yang sebenarnya terjadi?



Silakan menonton sendiri filmnya jika ingin mengerti apa yang dipikirkan oleh Mills saat membuka mata. Ada sesuatu disana...di dalam dirinya!!

Selamat menonton dan semoga berminat!









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEW DIVIDE ~ LINKIN PARK I remembered black skies The lightning all around me I remembered each flash As time began to blur Like a startling...