Jumat, 12 Agustus 2016

Before I Wake (2016)


Before I Wake (Sebelum Aku Bangun) ~ Mimpi indahku terasa nyata bagimu....begitu juga mimpi burukku




 
Before I wake adalah film bertema Horror Thriller garapan sutradara Mike Flanagan yang juga berperan sebagai penulis dalam pembuatan filmnya dibantu oleh seorang penulis lain bernama Jeff Howard. Film yang dirilis tanggal 8 April 2016 di Amerika Serikat ini berdurasi sekitar 1 jam 40 menit. Film yang diproduseri oleh Trevor Macy, Sam Engle, serta William Jhonson ini diperankan beberapa bintang ternama, seperti Jacob Tremblay, Kate Bosworth, Annabeth Gish, dan Thomas Jane

Film ini menceritakan tentang seorang anak lelaki yatim piatu bernama Cody (Jacob Tremblay) yang mempunyai kemampuan merealisasikan mimpi. Mimpi indah maupun mimpi buruk. Mimpi indahnya terasa menyenangkan, tapi mimpi buruknya....sangat menakutkan. Jangan pernah tertidur atau mimpi buruk akan menghantui....anak itu menyadari akan kelebihan dan kutukannya, berusaha untuk selalu tetap terjaga. Cody mempercayai bahwa sosok jahat dalam mimpinya yang dia namakan Canker Man telah membunuh ibunya (Andrea - Courtney Bell). Sosok itu kini tengah menghantuinya dan akan mendatangi setiap dia terlelap.













































Cerita bermula dari sepasang suami istri bernama Mark (Thomas Jane) dan Jessie (Kate Bosworth). Pada awalnya kehidupan mereka sangat menyenangkan karena dihiasi oleh kehadiran anak tunggal mereka. Namun kebahagiaan itu mendadak sirna saat buah hati mereka yang masih kecil meninggal dunia. Kesedihan semakin mendalam saat mengetahui bahwa mereka tidak akan bisa memiliki anak lagi. Tidak ingin larut dalam kesedihan dan ingin membuka lembar kehidupan baru, akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dan Cody adalah anak terpilih itu.

Ibu pemilik panti bernama Natalie (Annabeth Gish) memberitahukan lembar kelam Cody akan orang tua angkat sebelumnya pada Jessie dan Mark. Anak imut berusia 8 tahun itu pernah diadopsi oleh keluarga Whelan dan Clemens. Keluarga Clemens diketahui telah pergi meninggalkan Cody seorang diri, bahkan sampai saat ini keberadaan pasutri itu belum diketahui, mereka dinyatakan hilang tiba-tiba. Bahkan yang lebih tragis, Whelan hampir membunuh Cody akibat stres yang diderita kala sang istri tiba-tiba pergi meninggalkannya. Whelan sendiri sekarang berada di rumah sakit jiwa karena dianggap telah menjadi gila. Akibat peristiwa itu, Cody menjadi trauma, selalu mengatakan bahwa dia bukan korban, bahwa dialah penyebabnya. Natalie berharap Jessie dan Mark bisa jauh lebih baik memperlakukan Cody.
 
















Cody sangat beruntung sekali diberikan orang tua angkat yang sangat menyayanginya. Dia diberikan kamar tidur yang boleh diubah atur sesuai keinginannya. Di sinilah terkuak bahwa Cody sangat suka dengan Kupu-kupu. Mark sudah bisa menerima Cody sejak awal, namun tidak dengan Jessie. Sosok anaknya yang meninggal masih memenuhi hati dan pikirannya. Dia menerima Cody tapi dengan hati yang bimbang.

Kehidupan berjalan normal seperti biasa, Jessie mengatakan bahwa Cody tidak perlu takut untuk tidur karena dia sudah aman saat ini, dia boleh tidur dengan nyenyak. Namun kejanggalan mulai terjadi saat Jessie merasa bahwa dia melihat sosok anak laki-lakinya Sean menampakkan diri saat dia berada di dapur sendirian di malam hari. Ekspresi Sean seakan marah karena dirinya tergantikan dengan keberadaan Cody. Namun Jessie berusaha untuk tidak berpikiran macam-macam.

Kejanggalan lain pun mulai menyusul. Saat Jessie dan Mark sedang menonton televisi, banyak sekali Kupu-kupu beterbangan dalam rumah. Kupu-kupu yang indah menyala, sampai mereka tertegun. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati Sean muncul di hadapan dan tersenyum. Mengira hanya ilusi, namun saat menyentuh terasa nyata. Hanya sesaat, setelahnya sosok kecil itu menghilang, tergantikan dengan kemunculan Cody dari kamar atas dan meminta maaf atas apa yang telah terjadi.
 














































Tidak sampai di situ, kembali kemunculan Kupu-kupu terlihat dan juga sosok Sean. Akhirnya mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang spesial pada Cody. Mimpinya bisa menjadi kenyataan. Saat ini Cody sedang bermimpi tentang Kupu-kupu dan Sean. Tapi kenapa Sean bisa hadir dalam mimpi? Mereka berdua bahkan tidak pernah bertemu. Ternyata Cody telah melihat foto Sean satu-satunya yang masih dibiarkan terpajang di dinding. Dengan itulah sedikit mengetahui bahwa ada seorang anak kecil sebelumnya.

Mengetahui bakat terpendam itu, Jessie seakan menemukan cara sendiri untuk mengobati lukanya yang belum sembuh. Seakan dia bisa bertemu kembali dengan anaknya melalui perantara Cody. Dia pun berusaha untuk membuat Cody jauh lebih mengenal sosok Sean. Mulai dari memasang kembali semua foto-fotonya sampai memperlihatkan video saat natal. Usahanya berbuah manis, Sean hadir kembali dalam rumah itu, sama persis dengan kejadian dalam video, seperti diputar ulang tapi tanpa memakai alat. 














































Di saat mereka sedang bersuka cita dengan kehadiran Sean, ternyata kebahagiaan itu harus dibayar mahal. Mimpi buruk Cody telah datang, sosok yang paling ditakutinya telah muncul kembali. Sosok Canker Man yang menginginkan Cody. Perlahan teror mengerikan itu memasuki kamar tanpa terlihat, bertemu Cody dan menyapa dalam bisikan....bahwa dia telah datang.













































Jessie semakin ingin bertemu lagi dengan Sean, seakan tidak penah cukup. Perhatiannya pun mulai teralih, perhatiannya pada Cody mulai berubah, bukan lagi perhatian sayang tetapi memanfaatkan. Mark sadar dan merasa marah, tidak seharusnya mereka menjadikan Cody sebagai proyektor untuk Sean. Mereka seharusnya menjaga dan menyayangi. Pertengkaran kecil terjadi dan Mark meminta Jessie untuk mengakhiri.

Waktu terus berjalan, seiring dengan kemunculan sosok mengerikan itu Cody tidak ingin tidur lagi. Dia tidak ingin bermimpi lagi. Namun hal itu menyebabkan Jessie tidak senang, dia harus bertemu anaknya...harus menemukan cara agar Cody bisa tidur kembali. Dan dia menemukannya, beralasan mendapatkan resep dari dokter, dia ingin membius Cody agar dapat tidur dengan lelap. Karena pengaruh kurang tidur, di sekolah Cody menjadi sulit berkonsentrasi dan selalu mengantuk, akhirnya sang guru menyarankan agar dia beristirahat sejenak saat jam istirahat. Cody pun sudah tak dapat menahan, dan jatuh tertidur. Saat itulah muncul seorang anak bernama Tate (Hunter Wenzel) yang selalu menjahili Cody. Sial bagi Tate, belum sempat melaksanakan niat, dirinya harus berurusan lebih dulu dengan Canker Man...yaitu menjadi santapannya.

Tate dinyatakan sebagai anak hilang beberapa hari kemudian, dan Cody yang mengetahui sebabnya tidak ingin kembali ke sekolah. Dia takut akan terulang pada teman-teman yang lain. Sampai suatu malam, dimana Cody masih terjaga, dia merasakan sesuatu yang lain dalam kamar, seakan dia tidak sendirian. Dan benar, itu adalah Tate....datang menemuinya dan menerornya.
 






































Mimpi buruk Cody terus berlanjut, bahkan tidak ada lagi mimpi indah. Jessie semakin nekat dengan obat bius itu, mencampurkannya dalam makanan. Tidak ada yang lebih menakutkan dari Cody yang tidak terbangun dari mimpi, Jessie sudah melakukan kesalahan besar. Hari itu bukan Sean yang datang, tapi Canker Man. Keduanya panik, tidak menyangka akan kehadiran makhluk mengerikan itu. Mark ingat, dia harus membangunkan Cody, namun merasa kecewa saat mengetahui perbuatan sang istri. Cody tidak akan bangun sampai esok hari, yang berarti mereka terjebak, mereka harus menghadapinya. Mark pun mengorbankan dirinya, Canker Man mangambilnya. Meninggalkan Jessie dalam rasa bersalah dan penyesalan.









































































 
Cody diambil oleh pihak panti asuhan kembali setelah mengetahui perbuatan jessie. Natalie sangat marah, ternyata Jessie sama saja, tidak menjaga Cody dengan baik dan menyakitinya. Bahkan saat Jessie datang menemuinya mencari informasi mengenai mimpi dan latar belakang Cody, Natalie menolak mentah-mentah. Jessie harus menolong suaminya, dia harus bertemu Cody. Saat Natalie lengah, saat itulah dia mencuri berkas Cody yang masih tergeletak di atas meja. Berdasarkan info tertulis itu, Jesssie dapat bertemu dengan Whelan. Sungguh mengejutkan mengetahui kenyataan lain saat Cody berada dalam asuhan lelaki itu. Jika Jessie dapat mengakhiri mimpi buruk Cody, maka tidak dengan membunuh anak itu. Dia akan mencoba cara lain, jika tidak ada yang bisa memberinya petunjuk maka dia akan mencari sendiri. Pencarian pun dimulai dari awal, yaitu dari ibu Cody yang tertulis dalam berkas...yang bernama Andrea (Courtney Bell)

Kematian Andrea berdampak buruk pada ingatan Cody. Akar penyebab mimpi buruk memang Cody seorang dan mimpinya, tapi anak itu tidak bersalah. Dia hanya terlalu kecil untuk bisa memahami semua. Jessie harus mengakhiri misteri ini dan satu-satunya jalan adalah dengan bertemu Cody. Memilih mempertaruhkan nyawa atau Cody akan selamanya terjebak bersama makhluk mengerikan itu. Dia harus menebus kesalahannya pada suaminya dengan membantu Cody.

Jessie pun mendatangi panti asuhan Natalie. Namun ada yang janggal malam itu, panti asuhan terlihat seperti tidak berpenghuni. Suasana mencekam begitu terasa sejak menapakkan kaki masuk ke dalam. Ini bukan pertama kalinya datang, tapi kenapa sangat berbeda sekali?
 

























Saat menapaki tangga pertama, terlihat Kupu-kupu hitam yang sangat banyak beterbangan naik ke lantai atas. Jessie mengetahui jelas bahwa Cody tidak dalam keadaan sadar, anak itu sedang tidur dan mungkin bangunan ini sudah menjadi alam mimpinya. Walau ketakutan tapi Jessie tidak bisa mundur, kakinya terus melangkah jauh. Saat berada di depan pintu pertama, mendapati pemandangan Natalie yang terbungkus sesuatu, seperti serabut berbentuk kepompong. Saat dirinya menanyakan Cody, wanita itu hanya memberi kode anggukan kepala. Menunjuk ke dalam yang berarti Jessie harus melanjutkan kaki lebih jauh.
 

























Keadaan dan penampakan yang diterimanya jauh lebih mengerikan. Jessie bertemu Sean dan Mark, tapi dalam bentuk yang tidak bisa dikatakan baik, bahkan sangat menyeramkan. Penampakan lainnya juga terlihat, Tate dan orang tua angkat Cody sebelumnya. Sepertinya mereka yang pernah berurusan dengan mimpi buruk Cody seolah dihadirkan kembali dalam gedung ini. Jessie harus tetap menahan diri untuk tidak berbalik pergi. Cody saat ini sendirian dan butuh dirinya. 
 





































Jessie menemukan sebuah lorong dengan jumlah Kupu-kupu yang lebih banyak serta beberapa kepompong manusia. Jauh di depan, nampak sebuah kamar terbuka, Jessie meyakini di kamar itulah Cody berada. Suasana kamar sangat tenang, seolah menina bobokkan yang berada di dalam. Saat hendak mencapai masuk, sesuatu dengan keras menarik dirinya hingga terpelanting ke belakang. Itu adalah Canker Man, menahannya untuk tidak masuk. Kini dia harus berhadapan dengan makhluk itu, berharap nasib baik berpihak.
 



















 
Mendekati detik terakhir, terkuak sebenarnya penyebab mimpi buruk Cody. Siapa sebenarnya Canker Man dan kenapa selalu menghantui. Apa hubungannya dengan kematian ibu Cody? Cerita berakhir bahagia, Jessie berhasil menyadarkan Cody, memeluk tubuh kecil itu dan membawa pulang kembali ke rumah. Jessie menepati janji pada sang suami, menjaga tanggung jawabnya dengan baik. Dia adalah ibu bagi Sean....juga ingin menjadi ibu angkat yang baik bagi Cody. Jessie memerlukan sosok anak untuk menyembuhkan kekosongannya dan Cody memerlukan sosok seorang ibu, mereka saling melengkapi.
 






























































Berbeda dengan kebanyakan film horor lainnya, film Before I Wake menyuguhkan ending yang benar-benar tuntas, tidak pakai acara gantung-menggantung di bagian akhir yang bisa menimbulkan pertanyaan baru dan kegalauan tingkat akut. Bagian akhir dibuat seperti kisah drama ibu dan anak yang harus hidup terpisah karena suatu hal, kisah sedih yang tentu saja akan mengakibatkan mimpi buruk bagi siapa saja yang belum siap untuk mengerti. Ditambah lagi dengan kemampuan Cody yang bisa merealisasikan. Film ini mengajarkan kita untuk selalu menyayangi seorang anak walaupun dia hanyalah anak yang kita asuh untuk mengisi kekosongan. Seorang anak itu berharga, bahkan nyawa sekali pun. Tidak ada yang salah pada diri seorang anak, karena mereka hanya mencoba untuk belajar hidup melalui kasih sayang. 

Di bagian akhir menampakkan Natalie yang tersenyum pada Jessie, merasa sudah menemukan orang tua yang tepat untuk Cody, meyakini bahwa anak itu akan baik-baik saja. Begitu juga dengan Jessie, meyakinkan pada Cody bahwa semua yang sudah terjadi, yang dilakukan Canker Man pada orang-orang itu....mereka semua berakhir dengan bahagia. Walau awalnya sebuah mimpi buruk, tapi mereka menemukan kebahagian dengan caranya masing-masing. 

Film ini mengajarkan untuk saling peduli dan berbagi, serta berfikir positif.
Selamat menonton!










Selasa, 12 Juli 2016

The Other Side Of The Door (2016)


THE OTHER SIDE OF THE DOOR ~ Jangan Pernah Mencoba Mempermainkan Kematian




Sebuah film bertema Horor Supernatural yang disutradarai dan ditulis oleh seorang Johannes Roberts, dibawah naungan Produser Alexandre Aja, Rory Aitken, dan Ben Pugh. Menceritakan nuansa mistik di suatu daerah yang menjadi latar belakang cerita. Film yang rilis pada tanggal 14 Maret 2016 ini berdurasi 1 Jam 36 Menit. Bagi penggila horor, film ini patut dicoba.

Cerita bermula dari sepasang kekasih yang memilih untuk menetap dan berniat membangun keluarga kecil mereka di suatu negara bernama India daripada di negara sendiri. Semula keluarga kecil mereka sangat harmonis, diisi oleh canda tawa dua bocah manis bernama Lucy (Si Bungsu yang diperankan Sofia Rosinsky) dan Oliver (Logan Creran). Sampai akhirnya sebuah kejadian tragis mendatangkan kehancuran bagi kebahagiaan kecil itu. Sebuah kecelakaan mobil menewaskan Oliver. Maria (Sarah Wayne Callies) terjebak di dalam mobil bersama dua malaikat kecilnya saat mobil yang dikendarai mereka terjatuh ke dalam sungai. Maria dihadapkan dengan dua pilihan, antara Lucy dan Oliver, karena tidak bisa menyelamatkan keduanya. Akhirnya dia memilih untuk menyelamatkan Lucy dan rasa bersalah selalu menghantui sejak saat itu. Menyebabkannya hancur dan depresi, merasa berdosa karena sudah membunuh anak sendiri, berlaku tidak adil pada Oliver. Kesedihan yang mendalam menyebabkannya nekat melakukan bunuh diri.

Namun nyawa Maria terselamatkan. Michael (Jeremy Sisto) pulang ke rumah dan mendapati istrinya sekarat dan segera membawa ke rumah sakit. Seorang pengurus rumah tangga atau pembantu yang tinggal bersama menjadi merasa kasihan dengan Sang Majikan. Akhirnya Piki (Suchitra Pillai) berniat untuk memberitahukan sebuah rahasia. Rahasia tabu yang yang tidak boleh diceritakan oleh sembarang orang, tapi melihat kondisi nyonyanya, dia tidak bisa diam saja. 

Dia bertanya, apakah Maria ingin bertemu dengan anaknya untuk yang terakhir kali? Ingin diberi satu kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada Oliver? Tentu saja Maria sangat ingin. Piki menjelaskan bahwa di Desanya ada sebuah Kuil yang ditinggalkan, terabaikan. Di mana garis antara hidup dan mati sangat tipis di sana. Maria bisa bertemu dengan Oliver kembali setelah melakukan beberapa ritual dan persyaratan lain yang harus dikerjakan. Namun ada satu larangan...yaitu jangan pernah membuka pintu. Walaupun Oliver mendesak, jangan pernah sekali pun menuruti. Saat malam tiba, Maria harus menutup pintu dan tinggal di dalam kuil, berbicara pada Oliver dengan perantara pintu. Maria pun berjanji akan menurut, namun setelah berbicara, saat anaknya ingin pergi, dia tidak bisa melepas...dan janji itu pun diingkari. Maria membuka pintunya, melanggar aturan.






 
Maria kembali ke rumah pada hari berikutnya. Mencoba untuk menata hidup kembali, menjadi lebih baik. Memfokuskan perhatian pada Michael dan Lucy, tidak ingin larut dalam kesedihan. Namun dia tidak memberitahukan Piki bahwa telah melanggar aturan, memilih bungkam, merasa bahwa keadaan baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi benarkah demikian? Tidak! Sesuatu mulai terjadi...sesuatu mendekat...sesuatu hadir diantara mereka...Oliver telah kembali...Oliver yang lain.

Awalnya dia menganggap ocehan Lucy tentang Oliver yang berada di dalam rumah hanya angin lalu. Mengganggap bahwa anak itu merindukan kakaknya. Namun saat mendapati piano yang bermain sendiri, akhirnya dia mengakui. Dia mengakui keberadaan anak sulungnya. Lucy mengatakan bahwa Oliver sedang bersembunyi dari seseorang, sehingga rahasia ini hanya mereka berdua saja yang tahu. Maria menyanggupi.



   
Awalnya menyenangkan bagi Maria seakan dia melanjutkan kembali kehidupannya dengan Oliver walau tidak melihat wujud. Kebiasaan yang sering dilakukan dulu kini terulang. Duduk membacakan buku cerita Jungle Book kesukaan Oliver, menghabiskan waktu di kamar, bahkan Lucy pun senang karena bisa bermain dengan kakaknya kembali. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, Oliver jahat sudah mulai beraksi. Berawal saat Lucy sedang menonton film bersama dengan anjing kesayangannya. Oliver mendekat dan menampakkan diri yang sudah mulai membusuk, tentu saja Lucy tidak tahu, namun hal itu diketahui oleh jenis kehidupan yang lain. Seekor anjing hanya diam tanpa menggonggong, seakan merasa ketakutan. Tidak sampai di situ, Oliver bahkan menyakiti Lucy, meninggalkan luka pada tubuh kecilnya.


Kejadian aneh dan mistik pun mulai bermunculan satu persatu. Maria melihat penampakan Aghori (dukun) di halaman rumah, bayangan menyeramkan yang selalu menghantui dan mengikutinya, bahkan kemunculan mumi perempuan di dalam kuil yang mengejarnya. Piki akhirnya menyadari sendiri bahwa Maria telah melanggar aturan, melihat tanda pada tanaman dan hewan-hewan di sekitar rumah yang layu dan mulai sekarat. Dia pun bersikeras pada nyonya rumah untuk bertindak. Piki marah, menyadarkan Maria bahwa jiwa Oliver sudah membusuk, tidak dapat bereinkarnasi lagi dan menjadi jahat. Maria harus membakar harta Oliver untuk memecah pegangannya pada dunia. Maria harus menyerahkan kembali Oliver pada The Gate Keeper, yang baru diketahui olehnya bahwa yang dimaksud adalah dukun yang pernah muncul di hadapannya.



Maria menolak, bahkan tidak mempercayai. Sampai sebuah peristiwa mengerikan terjadi, Oliver membunuh Piki saat wanita itu hendak membakar barang-barangnya. Merasa bahwa sesuatu benar sedang terjadi, akhirnya Maria memilih untuk mengakhiri. Dia kemudian membakar sendiri harta oliver dan ketahuan oleh Michael, lelaki itu pun marah. Di tengah kekalutan, Maria mencoba menjelaskan hal sebenarnya. Meminta bantuan Lucy untuk membenarkan karena Michael tidak mau percaya. 

Namun ternyata Lucy mengelak, dia mengatakan tidak tahu apa-apa. Maria tentu saja bingung kenapa tiba-tiba putrinya bersikap lain, padahal dia yang meminta untuk menyembunyikan. Ternyata itu bukan Lucy...mata itu bukan mata Lucy...itu adalah Oliver...dia merasuki tubuh adiknya. Oliver berniat buruk...dia ingin membawa adiknya, menggantikan adiknya dengan dirinya. Maria tentu saja tidak terima, dia pun melakukan perlawanan. Michael yang memang tidak mengerti menyangka istrinya sudah gila dan memilih untuk mengunci wanita itu di kamar, berniat membawa Lucy pergi, ingin melindunginya.



Di sinilah dimulai klimaks sebenarnya. Saat membuka pintu, Michael terkejut dengan Aghori yang sudah berdiri mengelilingi rumah. Akhirnya memilih masuk kembali dan mencari bantuan. Cerita semakin mencekam saat Oliver dengan santai membunuh anjing Lucy dan menusuk ayahnya sendiri. Saat Maria berhasil mendobrak pintu kamar, dirinya mendapati sesuatu tengah terjadi pada Lucy. Ending cerita menjadikan jelas siapa akhirnya yang menjadi tumbal Oliver. Siapa yang dipilih anak lelaki itu untuk dibawa pergi bersama.

Di detik terakhir, Sang Sutradara memberikan sentuhan akhirnya. Seperti yang sering terjadi pada cerita-cerita horor, ending sengaja dibuat menggantung, seakan cerita tidak berhenti, penonton diajak untuk berpikir dan mengira-ngira kejadian yang terjadi setelahnya.

Tidak dijelaskan lebih detail apakah hal mistik yang disajikan dalam film ini merupakan kebenaran yang terjadi pada kepercayaan rakyat India atau tidak. Apakah Kuil yang dimaksud memang ada dan benar merupakan tempat melakukan kegiatan pemanggilan arwah untuk berkomunikasi? Well, percaya atau tidak...mitos atau bukan...The Other Side Of The Door adalah sebuah film yang lumayan menarik untuk ditonton.








Jumat, 01 Juli 2016

KILL COMMAND (2016)


KILL COMMAND - Film Thriller dan Aksi Superior Sci-Fi



























Film Kill Command adalah debut selanjutnya dari sutradara Steven Gomez setelah film pendeknya yang berjudul Drif pada tahun 1996. Sang Sutradara berperan juga sebagai penulis Script. Film yang rilis tanggal 13 Mei 2016 ini merupakan film bertema Action, Horror, dan Sci-fi. Vertigo Film yang telah merilis thriller pertama untuk Steven. Bagi penggemar teknologi Sci-Fi murni, film ini sangat layak dilihat. Berdurasi sekitar 1 Jam 39 Menit, terkesan singkat. Walau demikian, aksi dan ketegangan yang disuguhkan lumayan menghibur dan cukup keren. Aksi tembak-menembak seperti film perang dapat dinikmati di sini, karena film ini sendiri bercerita tentang manusia yang beradu dengan mesin atau robot canggih yang jahat. Cerita memuncak saat para robot mulai menampakkan diri dan melakukan aksi secara tersembunyi maupun langsung. Minimnya kosakata dan interaksi percakapan para robot menimbulkan ketegangan tersendiri. Hanya dengan kemunculannya saja seolah bisa mengubah atmosfer menjadi tegang. 


Cerita bermula dari seorang Tech (robot manusia canggih) bernama Mills (Vanessa Kirby) yang menemukan suatu keganjilan pada potongan mesin dari sebuah robot. Potongan itu teridentifikasi diambil dari Pusat Pelatihan Harbinger I. Akhirnya sebuah unit elit marinir pun dikerahkan untuk membantu penelitian lebih lanjut. Tentu saja Mills juga ikut serta dalam misi dan itu membuat Kapten Bukes (Thure Lindhardt) selaku pimpinan unit merasa tidak senang. Perintah yang diberikan pun cukup membuat heran, yaitu perintah untuk melakukan pelatihan di lokasi terpencil. Mereka sudah melakukan empat kali pelatihan, apa masih belum cukup? Tentu saja alasan sebenarnya sangat dirahasiakan, dan hanya Mills seorang tahu.




 


































Saat tiba di tempat tujuan, saat memasuki daerah pelatihan, mereka langsung disambut oleh beberapa robot pengawas. Masing-masing robot pengawas memindai mereka satu persatu. Karena hanya robot pengawas yang dirasa tidak cukup mengancam, maka mereka biarkan saja. Masih merasa kalau itu adalah salah satu dari bagian pelatihan, yaitu sebuah pengawasan. Para robot itu hanya ingin tahu para pendatang yang memasuki kawasan mereka.





















Cerita pun berkembang menjadi pertempuran. Setelah sempat melakukan aksi tembak menembak dengan beberapa robot, lambat laun mereka mulai menyadari keadaan yang sebenarnya. Ternyata pelatihan itu membawa petaka, ternyata merekalah sasarannya, uji coba atau tikus laboratorium. Robot-robot itu mengincar mereka, bukan mereka yang mengincar robot. Bahkan para robot itu belajar dari apa yang mereka lakukan, mereka meniru. Mereka melakukan serangan balik seperti yang sudah dilakukan. Satu persatu dari anggota unit mati di tangan para robot, bahkan pembunuhan yang dilakukan terkesan sadis dengan cara memotong korbannya.
















Ada yang berbeda dengan robot-robot itu, ada sesuatu yang salah. Para robot itu menolak perintah! Mereka tidak menerima atau melakukan perintah yang diberikan, tapi memiliki kemauan sendiri, berpikir sendiri. Setelah kematian salah satu anggota bernama Sersan Drifter (David Ajala), barulah mulai terkuak misteri. Siapa sebenarnya Mills, ada apa dengan sosok gadis cyborg cantik itu. Karena para robot tidak melukai Mills, hanya para tentara. Ternyata Mills lah yang menciptakan robot-robot gila itu.











Terus didesak, akhirnya Mills angkat bicara. Robot-robot itu diciptakan dengan fungsi utama sebagai pengganti dari para petugas marinir. Diberikan sistem pengetahuan kecerdasan untuk berpikir, menganalisa, dan belajar. Ternyata seiring waktu, sistem itu berkembang dan memiliki keinginan lain atas perintah yang diberikan. Menyebabkan mereka menjadi mesin pembunuh daripada membantu manusia. Mills merasa robot ciptaannya sudah melenceng jauh dari aturan awal yang ditetapkan. Para robot itu tidak mematuhi perintahnya. Para robot itu tetap membunuh Sersan Drifter walau sudah dilarang keras olehnya. 

Pada saat ada kesempatan, akhirnya Mills memberanikan diri mengaktifkan salah satu robot yang ada di dalam ruangan penyimpanan. Mencoba mencari informasi, dan hasilnya sangat mengecewakan. Perintah Mills kembali ditolak, malah menyerang balik.







Menyadari tindakannya yang sudah menyebabkan kekacauan, Mills memutuskan untuk mengakhiri. Kapten Bukes beserta dua anak buahnya yang masih tersisa berusaha bertahan untuk membantu. Ini harus dihentikan, para robot gila itu sudah diluar kendali. Mereka tidak boleh keluar dari tempat itu, mereka harus dimusnahkan. Perang antara manusia dan robot pun dimulai. Alih-alih adu kekuatan, perang yang dilakukan seperti adu kepintaran. Karena kalah dalam jumlah, mereka harus menyusun strategi, dan tidak boleh gagal. 










Tentu saja harga yang dibayar sangat mahal untuk sebuah keberhasilan. Salah satu anggota kembali gugur. Mills dan Bukes pun sekarat mempertahankan nyawa menghadapi robot terakhir yang sangat kuat. Bahkan akhirnya robot itu pun mati di tangan penciptanya. Mills membunuh sendiri robotnya.




Hanya tiga orang yang selamat kembali pulang, kapten Bukes, seorang prajurit, dan Mills. Kondisi Mills sendiri tidak bisa dikatakan baik, karena sistemnya mengalami gangguan. Pada saat kritis, sempat terjadi transfer data antara robot ciptaan Mills kepada dirinya. Ending cerita memunculkan konflik lain. Sorot kamera beralih sepenuhnya pada Mills, mengacuhkan kapten Bukes dan anak buahnya yang sedang berjalan menuju pesawat penjemput. Ada sesuatu yang terjadi pada Mills, tersirat pada kedua matanya...apakah yang sebenarnya terjadi?



Silakan menonton sendiri filmnya jika ingin mengerti apa yang dipikirkan oleh Mills saat membuka mata. Ada sesuatu disana...di dalam dirinya!!

Selamat menonton dan semoga berminat!









NEW DIVIDE ~ LINKIN PARK I remembered black skies The lightning all around me I remembered each flash As time began to blur Like a startling...