Senin, 31 Oktober 2016

LIGHTS OUT (2016)


LIGHTS OUT ~ Phobia atau Kenyataan??




Lights Out, satu lagi film bergenre Horror Thriller yang menarik untuk ditonton. Dengan durasi 1 jam 21 menit, cukup mampu membuat ketegangan dalam ceritanya. Film yang dirilis tanggal 22 Juli 2016 ini distrudarai oleh David Sanberg dan sebagai penulis scriptnya adalah Sang Sutradara sendiri ditemani Eric Heisserer, didistribusi oleh Warner Bros Pictures. Bertindak sebagai produser adalah nama-nama terkenal yang tidak asing lagi di dunia perhororan, sebut saja James Wan, Eric Heisserer, dan Lawrence Grey. James adalah orang yang menggarap seri film The Conjuring Insidious, dan Saw. Pasti kenal dengan ketiga film tersebut bukan? Dan Eric Heisserer adalah orang yang membuat film Final Destination 5. Film ini ternyata diadaptasi dari peraih penghargaan film pendek tahun 2013 yang dibuat oleh David, berdurasi 3 menit dengan judul sama. Dengan budget minim, film ini mendapat rating cukup bagus dan sudah mampu balik modal di minggu perdananya. Mendapat respon balik yang mencengangkan, rencana sekuel film ini akan diterbitkan. Semoga saja benar, sehingga bertambah lagi deretan film horor selanjutnya yang dinanti.

Film ini menceritakan kisah seorang wanita bernama Rebecca (Teresa Palmer) yang phobia terhadap gelap. Itu karena pada saat kecil dia selalu dihantui oleh sesosok makhluk yang hanya muncul pada saat lampu padam. Dia selalu didatangi dan diserang oleh sosok hantu wanita tersebut tanpa sama sekali tahu penyebabnya. Akhirnya dia pun memutuskan pergi dari rumah, berpikir telah berhasil meninggalkan ketakutannya, namun ternyata masih berlanjut. Bahkan kini adik laki-lakinya Martin (Gabriel Bateman) yang tinggal bersama ibunya mengalami hal serupa. 

Cerita dibuka dengan obrolan Paul (Billy Burke) dengan anaknya Martin yang terdengar ketakutan di telepon. Sebelumnya Ester (Lotta Losten), asisten Paul merasa ada yang aneh dengan keadaan kantor yang remang. Sebelum pulang, mengerjakan sisa pekerjaan terlebih dahulu. Saat ingin mematikan lampu pada sebuah ruangan, melihat sosok makhluk yang berdiri menatapnya. Namun anehnya, saat lampu menyala sosok itu menghilang, saat dimatikan kembali sosok itu muncul. Begitu terus sampai akhirnya sosok itu tiba-tiba mendekat padanya. Esther yang ketakutan pun segera berlari menemui bosnya. Tapi Paul menanggapi ringan, bahkan saat Esther berniat pulang, malah membiarkan dirinya tetap berada di kantor sendirian, berdalih bahwa pekerjaan belum selesai. Pilihan yang dibuat Paul sangat salah, menyebabkannya menjadi target empuk sosok misterius itu dan mati mengenaskan.
























































Pada saat Rebecca sedang terlelap, mendadak lampu tidurnya padam. Dia pun terbangun dan melihat sosok yang duduk di depan kamar...menunduk, seperti sedang melakukan sesuatu. Awalnya dia hanya diam, namun perlahan bergerak menyalakan lampu tidur, lalu sosok itu menghilang. Berniat mencoba mematikan kembali dan...sosok itu terlihat lagi. Tidak puas, masih melakukan hal yang sama, hasil tidak berubah. Yang terakhir sosok itu malah berdiri dan masuk ke kamar menyerangnya. Beruntung lampu sempat dinyalakan sebelum celaka. Setelahnya mendapati nama Diana terukir di lantai, sosok itu yang membuatnya.



















































































Ketakutan Martin semakin menjadi, hingga Rebecca harus turun tangan, tidak ingin adiknya menjadi phobia seperti dirinya. Dengan berat hati, dia bersama Bret (Alexander DiPersia) kembali ke rumah lama untuk bertemu Sophie (Maria Bello) dengan tujuan untuk membawa adiknya menjauh dari rumah dan ibunya. Sophie telah lama memiliki masalah kesehatan mental, itu juga salah satu alasan Rebecca meninggalkan rumah. Sophie terkesan tidak peduli dengan anaknya, berada dalam dunianya sendiri, menganggap Diana sebagai teman baiknya, begitu juga sebaliknya. Walau demikian, karena masih dibawah umur, Martin tidak diperbolehkan tinggal bersama Rebecca, hak asuh lebih diberatkan kepada Sophie sebagai ibu. Tidak bisa melawan, Rebecca pun merelakan.




















Rebecca semakin merasa aneh dengan sosok wanita misterius yang terus menghantui keluarganya. Memutuskan untuk mencari tahu jawabannya. Dalam rumah lama dia menemukan sebuah kotak yang berisi informasi mengenai penyakit yang diderita ibunya. Ada sebuah foto menampilkan gambar dua anak perempuan. Yang satu terlihat biasa, namun satunya terlihat misterius. Dengan itu juga dia tahu bahwa pernah dilakukan sebuah percobaan manusia namun berakhir gagal. Tapi apa hubungan hal itu dan ibunya...dengan keluarganya. Saat mencari tahu, saat berusaha mencoba masuk ke kamarnya, sosok itu mulai menampakkan diri dan menyerangnya dengan brutal. Rebecca sangat ketakutan dan segera pergi.
















Sophie berusaha berubah menjadi lebih baik, berusaha menjadi ibu yang peduli, berusaha untuk ada bersama putra kecilnya. Mereka berdua memutuskan nonton film bersama dengan ditemani camilan menyenangkan. Martin sangat senang, senyum terkembang di wajah, merasa ibunya benar sudah berubah. Namun senyum itu pudar setelah mendengar ibunya berkata bahwa mereka bertiga akan bersenang-senang malam ini. Siapa yang dimaksud dengan orang itu? Apa yang ibunya maksudkan? Martin sendiri pernah memergoki ibunya sedang berbicara sendiri dalam ruangan gelap atau bahkan bicara pada ruangan terbuka dan gelap yang bahkan tidak ada seorang pun di sana. Apakah sosok itu? Sosok misterius yang selalu menghantuinya? Jawaban pun muncul, malam itu juga ibunya memperkenalkan pada sosok yang selama ini berdiam di rumah mereka, yang merupakan teman dekat ibunya. Martin sangat ketakutan dan berlari pergi.



















Puncak cerita adalah ketika Rebecca memutuskan untuk tinggal di rumah lamanya, menemani adik dan ibunya. Bersama Bret dia bermalam di rumah. Sebenarnya Rebecca sudah menyuruh pulang, namun cowok itu berkeras menemani, sebagai pacar yang baik bukankah harus begitu? Tidak ada satu pun  dari mereka yang memiliki firasat akan menghadapi kejadian mengerikan.




















Sebagai anak, tentu saja Rebecca sangat khawatir pada Sophie, memutuskan untuk mendatangi ke kamar dan meminta maaf. Tapi dia merasa aneh saat ibunya terkesan tidak membiarkannya masuk, hanya berdiri di depan pintu. Ibunya pun menerima permintaan maaf dan menjabat tangannya. Walau keadaan kamar gelap, masih bisa terlihat samar oleh Rebecca bahwa ada seseorang yang menarik tubuh ibunya untuk segera masuk kembali. Saat pintu menutup, dia beralih pada tangan yang tadi disentuh, ibunya meninggalkan secarik kertas. Tanpa menunggu segera membuka dan membaca, isinya sangat mengejutkan...ibunya meminta pertolongan. Oke, ini lebih rumit dari yang diperkirakan.

Untuk berjaga-jaga, lilin dinyalakan sebagai pengganti lampu jika tiba-tiba mati, mereka memerlukan cahaya untuk membuat sosok itu tidak mendekat. Dan yang diperkirakan pun terjadi. Saat terlelap, lampu padam, hanya cahaya remang lilin menemani. Rebecca berinisiatif menyalakan kembali, saat menjalankan niatnya itu peristiwa dimulai. Pertama dari temuan yang mengejutkan di dalam gudang, berlanjut serangan tiba-tiba sampai berakhir dirinya dan Martin terkurung di sana. Di sisi lain, Bert yang berniat datang menyelamatkan tak luput dari amukan. Cowok itu cukup babak belur dibuat, dalam keadaan sekarat berhasil melarikan diri dengan mobil.

Tinggallah Rebecca berdua dengan Martin, berjuang mempertahankan hidup, bertahan dengan cahaya terakhir yang di dapat. Mereka harus keluar dari rumah, namun yang terkecil tidak ingin pergi tanpa Sophie, Rebecca berjanji akan mencari ibunya. Sophie marah kepada Diana, selama ini dia diam agar anaknya selamat, tapi tidak tinggal diam jika anaknya diganggu. Saat keadaan genting, tiba-tiba muncul dua polisi, ternyata Bert tidak kabur meninggalkan, malah mencari bantuan. Polisi tersebut tidak percaya dengan cerita Rebecca dan dalam hitungan detik nyawanya sudah habis dibantai, nasib serupa diterima oleh rekan sekerjanya. .





























































Rebecca menyerahkan Martin pada Bert, menyuruh keduanya keluar dari rumah. Dia akan mencari ibunya sesuai janji dan tidak akan meninggalkan untuk kedua kali. Dia harus menyelamatkan ibunya. Kembali dirinya menjadi incaran, perlawanan dilakukan tapi tentu saja Rebecca tidak akan mampu. Saat sudah tidak ada harapan, muncul Sophie dengan melakukan sesuatu pada dirinya sendiri dan menyebabkan sosok itu berlari ke arahnya. Seiring hilangnya nyawa Sophie, sosok itu ikut lenyap juga. Ya, Sophie bunuh diri dengan menembak kepalanya. Cerita berakhir sampai di sini.




















Ending berakhir sedih, walau kakak beradik itu selamat namun tidak dengan ibu mereka. Cerita tidak menjelaskan banyak tentang sosok wanita misterius, bahkan apa hubungannya dengan Sophie tidak diketahui. Hanya kejadian di akhir yang menunjukkan kematian Sophie adalah kematian makhluk itu juga. Apakah teror benar sudah berakhir, tidak jelas, bagaimana keadaan Rebecca dan Martin setelah itu juga tidak jelas. 

Film ini mengambil tema yang ringan dan sederhana, tapi sang sutradara berhasil membawa cerita menjadi alur horor yang menegangkan. Sayang sekali untuk dilewatkan bagi para maniak horor. Bagi yang tidak terlalu takut dengan gelap mungkin tidak berarti apa-apa. Tapi film ini bisa mempengaruhi psikologi bagi siapa saja yang menonton. Tidak jarang kita menemukan dalam kehidupan sehari-hari. sesuatu yang tiba-tiba melintas dalam kegelapan, saat sudut mata merasakan ada sesuatu. Apakah itu hanya ilusi atau memang kenyataan?

Selamat menonton dan menikmati lebih lanjut!! Semoga berkesan!!








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEW DIVIDE ~ LINKIN PARK I remembered black skies The lightning all around me I remembered each flash As time began to blur Like a startling...